Shalat merupakan sebuah kewajiban dan syiar yang paling utama. Shalat adalah tiang agama dan ibadah harian yang wajib dilakukan berulang kali setiap hari oleh umat muslim. Seorang muslim yang sudah dewasa (baligh) dan berakal sehat (tidak gila) serta tidak terhalang haid atau nifas untuk perempuan maka wajib melaksanakan shalat 5 (lima) waktu dalam sehari. Sebagai syarat sah shalat maka harus menghadap kiblat akan tetapi banyak masjid sekarang yang sudah tidak tepat lagi menghadap kiblat menjadi tempat untuk menjalankan shalat, diantaranya masjid Baitul Muttaqin kecamatan Mranggen Kab. Demak. Rumusan masalah dalam penelitian ini, bagaimana pandangan tokoh agama terhadap penentuan arah kiblat Baitul Muttaqin di Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak terhadap perubahan arah kiblat, dan apa faktor-faktor yang mempengaruhi pandangan tokoh agama terhadap penentuan arah kiblat masjid Baitul Muttaqin di Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak terhadap perubahan arah kiblat.
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) yang bertujuan untuk menggambarkan aspek-aspek hukum arah kiblat dalam ibadah salat yang terjadi di masjid Baitull Muttaqin di Kecamatan Mranggen.
Pandangan tokoh agama terhadap penentuan arah kiblat masjid Baitul Muttaqin di Kecamatan Mranggen kabupaten Demak yaitu, para tokoh agama menyadari pentingnya ilmu falak dalam proses penentuan arah kiblat, namun dalam hal ilmu falak khususnya penentuan arah kiblat, mereka belum begitu memahaminya secara mendalam. Untuk warga sekitar masjid dan para tokoh agama sebaiknya menggunakan jasa orang yang lebih berpengalaman dan lebih paham ilmu falak ketika akan menentukan arah kiblat. Tokoh agama dan takmir masjid bisa belajar cara penentuan arah kiblat dengan manual, tentunya didampingi oleh ahlinya.