Waktu imsak merupakan waktu kehati-hatian sebelum memulainya ibadah puasa. Seperti dalam hadits Nabi yang diriwayatkan oleh Zaid bin Tsabit bahwa jeda waktu antara sahur dan adzan subuh kira-kira setara dengan pembacaan Al-Qura’an 50 ayat. Para ulama dan tokoh falak mempunyai kriteria yang berbeda untuk waktu imsak. ada yang memperkirakan bahwa waktu imsak adalah 8 menit, 10 menit, bahkan 15 menit. Di Indonesia ihtiyath untuk memulai ibadah puasa disebut dengan imsak dengan kriteria yang telah disebutkan di atas. Dari latar belakang diatas penulis mengambil beberapa permasalahan. Yaitu, pertama bagaimana ragam kriteria waktu imsak secara astronomi dan hukum islam? Kedua, bagaimana dampak dari keragaman waktu imsak terhadap penentuan ihtiyath?
Jenis penelitian yang dipakai dalam menulis skripsi ini menggunakan penelitian kualitatif. Selain itu penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian kepustakaan (Library Research). Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah metode dokumentasi.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa adanya keragaman waktu imsak terjadi karena adanya perbedaan pendapat untuk tinggi matahari, perbedaan tinggi tempat dan perbedaan pendapat para ulama terkait hadits Nabi. Dan dampak yang terjadi dari adanya keragaman waktu imsak terhadap penentuan waktu ihtiyath adalah terjadinya perbedaan interpretasi, variasi durasi ihtiyath.