Tarekat Asy-Syahadatain selain terdapat berbagai kegiatan keagamaan, tarekat ini juga memiliki sistem penentuan awal bulan Kamariah tersendiri. Penetapan awal bulan yang digunakan oleh tarekat Asy-Syahadatain di Kabupaten Cirebon seringkali mengalami perbedaan dengan Pemerintah. Maka demikian, muncul pertanyaan tentang gambaran metode penetapan awal bulan Kamariah pada tarekat Asy-Syahadatain di Kabupaten Cirebon dan implementasi penetapan awal bulan Kamariah tarekat Asy-Syahadatain di Kabupaten Cirebon.
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan bersifat kualitatif yang dianalisis secara deskriptif kualitatif. Lokasi penelitian dilakukan di Desa Munjul dan Desa Panguragan Wetan Kabupaten Cirebon. Sumber data yang digunakan bersifat primer yaitu hasil wawancara langsung dengan Imam Besar, para guru, dan tokoh tarekat Asy-Syahadatain. Data sekunder terdiri dari almanak Isnaeniyah, almanak Asy-Syahadatain, almanak Kudus dan hasil observasi rukyatul istitar yang dilaksanakan di Pantai Indah Kejawanan. Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi partisipasi, dokumentasi dan wawancara semi terstruktur dengan prosedur snowball.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Penetapan awal bulan Kamariah tarekat Asy-Syahadatain menggunakan hisab Isnaeniyah, almanak Asy-Syahadatain yang diadopsi dari kalender Kudus, sistem rukyat Istitar. Namun, sebagian jamaah juga diperbolehkan untuk mengikuti pemerintah. Tidak terjadinya konflik antar jamaah walau dengan bermacam metode. Jamaah mengikuti keputusan dengan metode Kiai yang secara emosional para jamaah dengan Kiai tersebut memiliki kedekatan. Kedekatan ini terbangun karena masing-masing Kiai mempunyai kelompok pengajiannya sendiri dimana setiap sebelum mengumumkan keputusan awal bulan Ramadhan, Syawal dan Zulhijjah memberikan penjelasan dan keakurasian metode yang digunakan sehingga menjadi alasan jamaah mengikuti Kiai tersebut.