Perkawinan Tunggal Wates adalah perkawinan antara laki-laki dengan perempuan yang dipisah dengan jalan, perkawinan ini dilarang menurut adat masyarakat Desa Menduran Kecamatan Brati Kabupaten Grobogan. Perkawinan Tunggal Wates dihindari oleh masyarakat karena adanya keyakinan bahwa pelaku kawin Tunggal Wates akan mendapatkan musibah.
Pada penelitian ini, terdapat dua rumusan masalah, yaitu bagaimana faktor pendorong larangan perkawinan Tunggal Wates dan bagaimana tinjauan maslahah mursalah terhadap larangan kawin Tunggal Wates di Desa Menduran Kecamatan Brati Kabupaten Grobogan ?
Penelitian ini termasuk penelitian lapangan (field research). Sumber data yang digunakan adalah informasi dari narasumber. Pengumpulan data ditempuh dengan tiga jalan, yaitu observasi, wawancara. Penulis menggunakan metode analisis kualitatif dengan cara berfikir induktif.
Faktor pendorong tradisi larangan kawin Tunggal Wates di Desa Menduran adalah; 1) Adanya kepercayaan bahwa perkawinan Tunggal Wates bisa mendatangkan musibah bagi pelaku. 2) Masyarakat selalu mengaitkan musibah yang menimpa merupakan akibat dari kawin Tunggal Wates. 3) Tradisi tersebut masih disebar luaskan melalui cerita dari orang tua, tetangga dan sahabat. Kemaslahatan yang terdapat dalam tradisi larangan kawin Tunggal Wates di Desa Menduran masuk dalam katagori maṣlaḥah al-mulgha (yang dibatalkan) karena kemaslahatan ini hanya mencakup sekelompok orang saja dan kemaslahatan ini bertentangan dengan nash al-quran.