Pengajuan perceraian selalu meningkat hampir setiap tahunnya di Pengadilan Agama Bojonegoro, banyak faktor-faktor terjadinya perceraian, salah satunya adalah nafkah yang tidak tercukupi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan kasus cerai gugat karena nafkah yang tidak tercukupi, dan mengetahui bagaimana pandangan hukum Islam terhadap cerai gugat karena nafkah yang tidak tercukupi. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) dengan pendekatan yuridis-empiris. Data dalam penelitian ini yakni 120 putusan perkara cerai gugat yang digunakan sebagai sampel, Undang-undang nomor 1 tahun 1974, Peraturan pemerintah nomor 9 tahun 1975, dan Kompilasi Hukum Islam sebagai data primer, kemudian buku-buku, jurnal dan sumber lainnya sebagai sumber data sekunder.
Hasil penelitian ini adalah (1) terdapat beberapa faktor yang melatarbelakangi nafkah yang tidak tercukupi ini, seperti suami tidak bekerja sama sekali, suami belum memiliki pekerjaan tetap sementara istri tidak bekerja, suami malas mencari pekerjaan, istri menentukan standar nafkah terlalu tinggi. (2) Menurut hukum Islam istri boleh meminta cerai atas dasar hukum khiyār (memilih) yang diberikan kepadanya. Ia dapat memilih untuk mengajukan cerai gugat kepada suami atas pertimbangan ketidakmampuan suami dalam memberi nafkah, namun istri tidak dibenarkan menggugat suaminya jika dia menentukan standar nafkah terlalu tinggi yang membebani suaminya. Bahan sampel dalam penelitian ini masih terbatas, sehingga perlu dilakukan penelitian dengan sampel yang lebih banyak dan analisis dengan perspektif keilmuan yang lebih luas.