Mediasi di Pengadilan Agama adalah suatu proses perdamaian antara suami istri yang telah mengajukan gugatan cerai. Pada pelaksanaan mediasi di Pengadilan Agama Semarang sudah berjalan sesuai dengan ketentuan PERMA No 1 Tahun 2016, terutama padal Pasal 130 HIR dan Pasal 154 RBg. Akan tetapi hasil mediasi sering tidak menghasilkan kesepakatan dan mengalami kegagalan. Adapun rumusan masalah pada skripsi ini pertama, bagaimana efektivitas mediasi oleh mediator non hakim dalam perkara perceraian di Pengadilan Agama Semarang. Kedua, Faktor-faktor apa saja yang menjadi pendukung dan penghambat efektivitas mediasi oleh mediator non hakim di Pengadilan Agama Semarang.
Penelitian ini menggunakan penelitian yuridis empiris dengan jenis penelitian lapangan (field research) dengan pendekatan kualitatif. Sedangkan teknik pengumpulan data dengan menggunakan observasi, wawancara dan dokumentsi, kemudian dianalisis dengan menggunakan metode induktif.
Adapun hasil dari penelitian ini bahwa mediasi oleh mediator non hakim pada perkara perceraian di PA Semarang masih belum efektif dikarenakan tingkat kesadaran masyarakat dalam menjalani proses mediasi masih sangat rendah serta banyaknya perkara yang masuk pada tahun 2022 hingga 2023.