Pertumbuhan pendudukan yang pesat menyebabkan peningkatan kebutuhan tempat tinggal/hunian terutama di wilayah perkotaan padat penduduk seperti Kota Semarang. Keberadaan berbagai kawasan industri dan universitas di Kota Semarang turut menyumbang kepadatan penduduk serta meningkatkan peluang penyewaan tempat tinggal/hunian berupa kamar kos/indekos, salah satunya yang berada di wilayah Jalan Srikaton Selatan, Kota Semarang. Namun, sebagai sebuah perjanjian sewa-menyewa, perjanjian sewa-menyewa indekos di wilayah tersebut dilakukan secara lisan sehingga mengurangi aspek kepastian dan perlindungan hukum bagi para pihak dalam perjanjian sewa-menyewa. Berangkat dari permasalahan tersebut peneliti mengangkat penelitian dengan judul Penerapan Perjanjian Lisan dalam Sewa-Menyewa Indekos Terhadap Risiko Wanprestasi (Studi Kasus Di Wilayah Indekos Jalan Srikaton Selatan, Kota Semarang)
Untuk mencapai tujuan tersebut, dalam Skripsi ini peneliti menggunakan jenis penelitian Non doctrinal (normative-empiris) yang mana merupakan sesuatu tata cara penelitian hukum yang memakai fakta-fakta yang diperoleh dari sikap manusia yang diperoleh dari sebuah wawancara ataupun sikap nyata. sumber data yang digunakan adalah data yang bersifat wawancara dan dokumentasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan Case Study yang bersifat kualitatif.
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa penerapan perjanjian sewa-menyewa secara lisan sangat rentan menimbulkan wanprestasi serta memiliki aspek kepastian hukum yang rendah, akibatnya upaya perlindungan hukum bagi para pihak menjadi tidak terpenuhi karena sulitnya pembuktian terhadap klausul-klausul perjanjian serta dominasi pihak pemilik indekos dalam perjanjian tersebut, hal ini merugikan pihak penyewa indekos. Perlu adanya kesadaran akan pentingnya asas kesetaraan dan kemanfaatan dalam perjanjian sewa-menyewa menyewa secara lisan demi memberikan kepastian hukum dan perlindungan hukum yang berimbang bagi para pihak.