Banyaknya kendala yang dihadapi Polisi Satlantas dalam penerapan E-Tilang seperti masyarakat yang tidak seluruhnya memahami teknologi, masih adanya pengendara yang melanggar aturan lalu lintas, pelanggar lalu lintas yang menggunakan kendaraan milik orang lain atau atas nama orang lain dan belum tertibnya administrasi data kendaraan yang melatar belakangi penelitian ini. Tujuan penelitian ini untuk menginventarisir bentuk pelanggaran di dalam E-tilang dan untuk mengetahui pertanggungjawaban pidana bagi pelanggar yang menggunakan kendaraan milik orang lain atau atas nama orang lain. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum empiris, pendekatan yuridis empiris, lokasi penelitian di Kantor Satlantas Polrestabes Semarang, jenis data yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder, teknik pengumpulan data dengan studi dokumen dan wawancara, teknik validasi data menggunakan teknik triangulasi dan teknik analisis data menggunakan analisis kualitatif. Hasil penelitian ini yaitu pertama, bentuk pelanggaran yang terjadi didalam tilang elektronik adalah pelanggaran yang dapat dilihat secara kasat mata sehingga dapat terdeteksi oleh kamera ETLE. Problematika yang muncul dan harus diselesaikan adalah pelanggar yang menggunakan kendaraan milik orang lain atau atas nama orang lain dan pelepasan atau pemalsuan plat nomor. Kedua, bentuk pertanggungjawaban pidana mutlak dibebankan kepada pelanggar meskipun kendaraan yang digunakan bukan milik pelanggar atau masih atas nama orang lain karena sesuai dengan asas Geen Straf Zonder Schuld yang artinya tidak dipidana jika tidak ada kesalahan