Tradisi membuang ayam dan gendong manten merupakan tradisi yang masih dilaksanakan oleh masyarakat di Kecamatan Talang Kabupaten Tegal. Namun tradisi ini hanya berlaku bagi pengantin yang rumahnya dibatasi oleh sungai besar. Dalam pelaksanaannya, tradisi ini bertujuan untuk menolak bala agar mendapat keselamatan serta membawa berkah dalam kehidupan rumah tangga pengantin. Tradisi tersebut dirasa tidak pernah ada dalam perkawinan Islam, sehingga menimbulkan kontroversi dalam pelaksanaannya. Berdasarkan latar belakang tersebut timbul permasalahan yaitu bagaimana persepsi masyarakat terhadap tradisi membuang ayam dan gendong manten dan bagaimana tinjauan ‘urf tentang tradisi membuang ayam dan gendong manten dalam perkawinan di Kecamatan Talang Kabupaten Tegal.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian lapangan (field research) dengan pendekatan kualitatif. Sumber data yang digunakan adalah sumber data primer dan sumber data sekunder. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah dengan observasi, wawancara dan dokumentasi. Selanjutnya dataa tersebut dianalisis menggunakan teknik analisis desktiptif.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan menjelaskan bahwa: Pertama, masyarakat yang melaksanakan tradisi ini sebagai sarana melestarikan tradisi leluhur, dan mempercayai bahwa tradisi ini dapat mencegah hal buruk. Kedua, masyarakat yang tidak melakukan karena bertentangan dengan syariat Islam. Menurut perspektif ‘urf tradisi ini termasuk kategori ‘urf amali, dari segi cakupan maknanya termasuk kategori ‘urf khas, dan dari segi keabsahannya tradisi membuang ayam dan gendong manten dikategorikan sebagai ‘urf fasid.