Penelitian ini dilakukan berdasarkan latar belakang masalah yang teridentifikasi di lapangan pada saat penelitian pendahuluan yang menyatakan bahwa kemampuan komunikasi siswa masih kurang dalam mengutarakan ide atau gagasan pengetahuannya baik kepada teman sejawat maupun guru. Selain itu matematika diklaim sebagai mata pelajaran yang susah sekaligus membosankan dan merasa monoton dengan proses pembelajaran matematika. Kemampuan komunikasi matematis merupakan salah satu kemampuan penting yang harus dimiliki oleh siswa karena dapat menunjang keberhasilan suatu pembelajaran di kelas. Kemampuan komunikasi dapat dipengaruhi salah satunya oleh ketepatan dan variasi penggunaan model pembelajaran. Model pembelajaran Games Based Learning (GBL) merupakan salah satu model yang cocok diterapkan untuk melatih keterampilan komunikasi matematis siswa. Karena selain berbasis permainan pada model tersebut terdapat tahapan yang mampu melatih kemampuan komunikasi matematis siswa yaitu tahap small discussion group dan presentasi kelas berdasarkan kesalahan yang dilakukan pada saat game. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan komunikasi matematis siswa melalui model pembelajaran Games Based Learning pada materi bangun ruang sisi datar. Jenis penelitian ini adalah kualitatif deskriptif, dimana subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas VIII A MTs NU Jejeg. Teknik pengambilan data pada penelitian ini melalui tes tertulis, observasi pembelajaran dan wawancara. Hasil penelitian menunjukan bahwa keadaan di lapangan pada saat proses pembelajaran menggunakan model GBL terdapat kegiatan yang mampu melatih keterampilan komunikasi matematis siswa berupa permainan, presentasi kelas dan kelompok diskusi, siswa aktif dalam proses pembelajaran dan terlihat senang sehingga pembelajaran tersebut mampu memotivasi siswa. Sedangkan hasil tes kemampuan komunikasi matematis siswa menunjukan 13,33% siswa dalam kategori tinggi, 70% siswa sedang dan 16,67% pada kategori rendah serta siswa dengan kemampuan tinggi mampu menguasai 4 indikator komunikasi matematis. Siswa dengan kemampuan sedang hanya mampu menguasai 2 indikator dan siswa dengan kemampuan rendah tidak mengusai semua indikator kemampuan komunikasi matematis. Siswa dengan kemampuan tinggi dan sedang cukup mampu menguasai indikator 1 sedangkan siswa dengan kemampuan rendah tidak menguasai. Jumlah indikator yang dikuasai menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara siswa dengan kemampuan tinggi, sedang dan rendah dalam menguasai suatu kemampuan matematis.