Etnoastronomi masyarakat Samin
Faricha, Faiz (2023) Etnoastronomi masyarakat Samin. Dr/PhD thesis, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.
Disertasi_1600039004_Faiz_Faricha.pdf - Accepted Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.
Download (7MB)
Abstract
Masyarakat Samin sebagaimana halnya dengan masyarakat lain di dunia, memiliki tanggapan aktif atau menaruh perhatian terhadap peristiwa-peristiwa alam semesta. Ilmu tentang gejala alam dan ilmu perbintangan serta tentang waktu (pengkalenderan) melahirkan perhitungan petangan jawi atau dikenal dengan istilah ilmu titen. Pengetahuaan ini digunakan dan dipercaya oleh masyarakat secara turun-temurun melalui lisan, terlebih pada masyarakat Samin yang memiliki falsafah ditulis tanpa papan. Perkembangan zaman yang semakin modern ini dapat mengubah masyarakat Samin menjadi masyarakat moderen mengikuti perkembangan zaman. Sangat dikhawatirkan dan disayangkan apabila pengetahuan ini tidak terdokumentasi serta hilang tergerus oleh zaman dan modernitas, padahal pengetahuan ini dapat digali dalam wadah etnoastronomi sebagai ilmu yang mengkaji tentang budaya terkait astronomi.
Disertasi ini menjawab pertanyaan pokok mengenai etnoastronomi masyarakat Samin yang dirinci dalam sub pertanyaan berikut: 1) Bagaimana konsep etnoastronomi pada masyarakat Samin? Dan 2) Mengapa penerapan dan pemahaman etnoastronomi dilakukan oleh masyarakat Samin?
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif lapangan, untuk memahami fenomena yang dialami atau terjadi pada masyarakat Samin sehingga dapat memahami dan mendeskripsikan etnoastronomi pada masyarakat Samin. Data dalam penelitian ini didapat dengan observasi dan wawancara yang kemudian dikonfirmasikan melalui referensi-referensi yang relevan. Temuan penelitian ini memberikan suatu pemahaman bahwa 1) Terdapat empat konsep etnoastronomi masyarakat samin, yakni pertama, konsep tentang benda langit. Kedua, konsep kalender, yakni kalender Jawa (dalam hal ini kalender Jawa kurup Aboge), dan kalender pranotomongso. Ketiga, konsep arah dan gejala alam. Dan Keempat, perhitungan atau petangan jawi dan adat. 2) Bagi masyarakat Samin, penerapan dan pemahaman etnoastronomi dilakukan karena untuk menjaga identitas dan mempertahankan warisan leluhur yang turun temurun di tengah perkembangan zaman. Sehingga ritus kebudayaan dan kearifan lokal yang dimiliki oleh masyarakat Samin tidak tergerus oleh kemoderenan. Sedangkan dalam pemahamannya, budaya Astronomi masyarakat Samin memiliki 2 (dua) tipologi, yaitu etnoastronomi dan etnoaritmatik.
ABSTRACT:
Samin society as well as other society in the world, who response actively or pay attention to natural phenomena. The knowledge of natural phenomena, astrology and about time (calendar) resulted petangan jawi, also known as titen knowledge. This knowledge is used and trusted by the society from generation to generation orally, especially among the Samin society who have a philosophy written without boards. The development of modern era, changes the Samin society to be up to date modern society. It is very worried and pitied if this knowledge is not documented and is lost by modern era, even though this knowledge can be explored in ethnoastronomy as a knowledge studies culture related to astronomy.
This dissertation answered the main question about the ethnoastronomy of the Samin society which are detailed in the following sub-questions: 1) How is the concept of ethnoastronomy in the Samin society? 2) Why did the Samin society do application and understanding of ethnoastronomy?
This research is a qualitative field research, to understand the phenomena that are experienced or occur in the Samin society so that they can understand and describe ethnoastronomy in the Samin society. The data in this study were obtained by observation and interviews then confirmed with relevant references. The research findings of this study provide an understanding that; 1) There are 4 (four) ethnoastronomical concepts of the Samin society: the first, the concept of celestial objects. The second is the concept of a calendar, namely the Javanese calendar (in this case the Javanese Kurup Aboge calendar), and the Pranotmongso calendar. The third is the concept of direction and natural phenomena. The fourth is calculations or petangan jawi and cultures. 2) For Samin society, the appliying and understanding of ethnoastronomy is done to maintain heritages from generation to generation arround development era. So that the cultural rites and local wisdoms owened by the Samin people are not eroded by modernity. Whereas in the understanding, the Astronomical culture of the Samin society has 2 (two) typologies, namely ethnoastronomy and ethnoarithmetic
Item Type: | Thesis (Dr/PhD) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Etnoastronomi; Masyarakat Samin |
Subjects: | 200 Religion (Class here Comparative religion) > 290 Other religions > 297 Islam and religions originating in it > 297.2 Islam Doctrinal Theology, Aqaid and Kalam > 297.26 Islam and secular disciplines > 297.265 Islam and natural science (Incl. Islamic Astronomy/Ilmu Falak) 500 Natural sciences and mathematics > 520 Astronomy and allied sciences |
Divisions: | Program Pascasarjana > Program Doktor (S3) > 76003 - Studi Islam (S3) |
Depositing User: | Miswan Miswan |
Date Deposited: | 18 Nov 2024 03:05 |
Last Modified: | 18 Nov 2024 03:05 |
URI: | https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/25151 |
Actions (login required)
Downloads
Downloads per month over past year