Pandangan masyarakat terhadap arah kiblat masjid bersejarah di Purworejo : studi sosio-historis astronomis

Muhajir, Muhajir (2022) Pandangan masyarakat terhadap arah kiblat masjid bersejarah di Purworejo : studi sosio-historis astronomis. Dr/PhD thesis, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.

[thumbnail of Disertasi_1600039011_Muhajir] Text (Disertasi_1600039011_Muhajir)
Disertasi_1600039011_Muhajir.pdf - Accepted Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.

Download (13MB)

Abstract

Menghadap ke arah kiblat merupakan salah satu syarat sah bagi muslim sedunia yang hendak menunaikan shalat, baik shalat yang wajib atau shalat-shalat sunah yang lain. Hal ini sudah ditetapkan dari zaman Rasulullah SAW. Karenanya menghadap arah kiblat merupakan suatu kewajiban baik ketika beribadah shalat secara sendiri maupun salat secara berjama’ah. Urgensi menghadap arah kiblat dalam shalat ini kemudian menuntut bagi umat muslim untuk memperhatikan arah kiblat masjid atau ditempat yang lainnya dalam rangka mendapat kesempurnaan ibadah. Masjid sejarah yang ada di Kabupaten Purworejo Jawa Tengah merupakan pendinggalan sunan atau ulama yang sampai saat ini masih berdiri kokoh dan juga merupakan cagar budaya yang dijaga. Masjid sejarah ini memiliki nilai historis yang tinggi sebagai salah satu masjid tertua di Kabupaten Purworejo. Selain nilai historis yang melekat pada masjid sejarah di Purworejo, masjid ini pun memiliki nilai “keramat” sebab dibangun oleh wali (sunan Geseng) selayaknya masjid-masjid wali yang lainnya. Dengan dasar ini penulis mengadakan penelitian dengan pendekatan sosio-historis dan astronomis. Adapun jenis penelitian kualitatif field research. Hasil penelitian ini memaparkan alasan kenapa masyarakat di sekitar masjid sejarah masih menggunakan arah kiblat versi Sunan Geseng atau ulama dan faktor yang melatar belakangi masyarakat dalam memilih arah kiblat versi sunan/ ulama yang mengandung nilai sakral. Faktor tersebut antara lain; faktor nilai historis masjid sejarah sebagai masjid wali dan juga sosok legendaris dari sunan/ulama. Secara sosio historis penentuan arah kiblat masjid bersejarah di Purworejo dilakukan oleh Sunan atau tokoh agama yang karismatik. Penentuan arah kiblat masjid sejarah di Purworejo menggunakan kekuatan supranatural dengan mengunakan media lubang pengimaman, supranatural cara Sunan Kalijaga, metode bayang-banyang matahari dan lewat mimpi. Metode arah kiblat tidak hanya kompas, rubu’ mujayyab, rashul qiblat, theodolit, istiwa’ain, softwere arah kiblat, google earth dan lainnya, tapi di masjid bersejarah di Purworejo mengunakan supranatural dengan media lubang pengimaman dan media mimpi.

ABSTRACT:
Facing the Qibla is one of the legal requirements for Muslims worldwide who want to perform prayers, whether obligatory or other sunnah prayers. This has been established from the time of the Prophet Muhammad. The refore facing the Qibla direction is an obligation both when praying alone and in the congregation. The urgency of facing the Qibla direction in this prayer then demands that Muslims pay attention to the Qibla direction of the mosque or other places to get the perfection of worship. The historical mosque in Purworejo Regency, Central Java, is a relic, Sunan or ulama, still standing firm and is a protected cultural heritage. This historical mosque has a high historical value as one of the oldest mosques in the Purworejo Regency. In addition to the historical significance attached to the historical mosque in Purworejo, this mosque also has a "sacred" value because it was built by a guardian (Sunan Geseng) like other guardian mosques. On this basis, the author conducts research with a socio-historical and astronomical approach. The type of qualitative research is field research.
This study's results explain why the people around the historical mosque still use the Sunan Geseng version of the Qibla direction or the ulama and the factors behind the community in choosing the Sunan/ulama version of the Qibla direction that contains sacred values. These factors include; the historical value factor of the historical mosque as the guardian mosque and the legendary figure of the Sunan / scholars. Socio-historically, the direction of the Qibla direction of the historic mosque in Purworejo was determined by Sunan or a charismatic religious figure. Determination of the Qibla direction of the historical mosque in Purworejo using supernatural powers by using the media of the priest's hole, the magical way of Sunan Kalijaga, the method of shadowing the sun, and dreams. The Qibla direction method is not only a compass, rubu 'mujayyab, rashul qibla, theodolite, istiwa'ain, Qibla direction software, google earth, and others, but in the historic mosque in Purworejo using the supernatural with the media of the priesthood and the media of dreams.

Item Type: Thesis (Dr/PhD)
Uncontrolled Keywords: Arah Kiblat; Masjid Sejarah; Sosio-historis; Astronomi
Subjects: 200 Religion (Class here Comparative religion) > 290 Other religions > 297 Islam and religions originating in it > 297.2 Islam Doctrinal Theology, Aqaid and Kalam > 297.26 Islam and secular disciplines > 297.265 Islam and natural science (Incl. Islamic Astronomy/Ilmu Falak)
Divisions: Program Pascasarjana > Program Doktor (S3) > 76003 - Studi Islam (S3)
Depositing User: Miswan Miswan
Date Deposited: 18 Nov 2024 03:47
Last Modified: 18 Nov 2024 03:47
URI: https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/25155

Actions (login required)

View Item
View Item

Downloads

Downloads per month over past year

View more statistics