Pergeseran pola perceraian di Provinsi Gorontalo tahun 2018-2021
Yasin, Dikson T. (2023) Pergeseran pola perceraian di Provinsi Gorontalo tahun 2018-2021. Dr/PhD thesis, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.
Disertasi_1800029018_Dikson T. Yasin.pdf - Accepted Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.
Download (10MB)
Abstract
Kemajuan media sosial saat ini telah menggoyahkan sendi kehidupan keluarga, kehadiran media sosial telah berimplikasi pada rapuhnya komitmen perkawinan pasangan suami-isteri. Kenyataan yang ada, di era disrupsi dan kompleks saat ini, justru telah menyebabkan terjadinya deviasi (pola tingkah laku) prilaku individu dalam keluarga, hal ini berdampak pada pergeseran pola perceraian, bergesernya orientasi ini tampaknya membuat tingkat perceraian semakin tinggi. Fenomena ini terlihat pada tingginya angka perceraian di Gorontao, dan hal ini diduga akibat pergeseran orientasi pada pasangan suami istri, diantaranya hilangnya fungsi ideal pasangan suami-istri karena adanya perselingkuhan lewat media sosial.Tujuan penelitian ini hendak memaparkan pergeseran pola perceraian pada keluarga muslim Gorontalo. Selanjutnta untuk menemukan bentuk pergeseran pola perceraian pada keluarga muslim Gorontalo.
Penelitian ini dibahas melalui penelitian empiris, peneliti melakukan studi lapangan dengan kegiatan observasi dan wawancara terhadap pasangan keluarga muslim Gorontalo. Sementara pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan fenomenologi. Peneliti menggali dan menemukan pengalaman yang dialami oleh individu keluarga muslim Gorontalo saat proses perceraian. Serta menganalisis faktor-faktor yang mendorong terjadinya pergeseran pola perceraian pada keluarga muslim Gorontalo. Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif untuk mengkaji putusan PA Gorontalo, PA Limboto, PA Kewandang.
Kajian ini menghasilkan bahwa: (1) Meningkatnya cerai gugat (cerai yang diajukan isteri) sebagai bentuk kesadaran terhadap hak-hak perempuan. (2) Perceraian dan janda tidak lagi dianggap tabu dan memalukan bagi keluarga muslim Gorontalo. (3) Pada masyarakat Gorontalo mulai terlihat adanya toleransi umum terhadap perceraian sehingga stigma terhadap perceraian menjadi umum dan terbuka. Pergeseran ini disebabkan; (1) Adanya aktivitas media sosial sehingga memicu perilaku perselingkuhan online pada keluarga muslim Gorontalo. (2) Keluarga muslim Gorontalo senang berbagi keluh kesah tentang kehidupan rumah tangga mereka dengan orang lain. (3) Rapuhnya mental pasangan suami isteri, dan adanya perilaku menyimpang menyebabkan terjadinya pergeseran pola perceraian di Gorontalo.
ABSTRACT:
The current advancement of social media has shaken the joints of family life. The presence of social media has led to the fragility of the commitment of married couples. This era of disruption and complexity has led to deviance in individual behavior within the family, resulting in a shift in the pattern of divorce. This shift appears to make the divorce rate higher. This phenomenon is seen in the high divorce rate in Gorontalo. It is suspected to be caused by the shift in the orientation of married couples, including the loss of the ideal function of married couples due to infidelity through social media. The purpose of this research is to present the shift in the pattern of divorce in Muslim families in Gorontalo and to find the form of the shift in the pattern of divorce in Muslim families in Gorontalo.
This research is discussed through empirical research; the researcher conducted field studies with observation and interview activities on Muslim families in Gorontalo. The approach in this research is the phenomenological approach. The researcher explores and finds the experiences of Muslim family individuals in Gorontalo during the divorce process. Furthermore, analyzing the factors that drive the shift in the pattern of divorce in Muslim families in Gorontalo. This research uses descriptive analysis to examine the decision of the Gorontalo, Limboto, and Kewandang District Courts.
This study found that: (1) The increase in divorce petitions (divorce initiated by the wife) is a form of awareness of women's rights. (2) Divorce and widowhood are no longer considered taboo and shameful for Muslim families in Gorontalo. (3) In Gorontalo society, there is a general tolerance for divorce, so the stigma of divorce becomes common and open. This shift is caused by: (1) The presence of social media activities that trigger online infidelity behavior in Muslim families in Gorontalo. (2) Muslim families in Gorontalo enjoy sharing their household problems with others. (3) The fragility of the mental state of couples and deviant behavior leads to a shift in the pattern of divorce in Gorontalo.
Item Type: | Thesis (Dr/PhD) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Pergeseran; Pola perceraian |
Subjects: | 200 Religion (Class here Comparative religion) > 290 Other religions > 297 Islam and religions originating in it > 297.5 Islamic ethics, practice > 297.57 Religious experience, life, practice > 297.577 Marriage and family life |
Divisions: | Program Pascasarjana > Program Doktor (S3) > 76003 - Studi Islam (S3) |
Depositing User: | Miswan Miswan |
Date Deposited: | 19 Nov 2024 06:46 |
Last Modified: | 19 Nov 2024 06:46 |
URI: | https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/25191 |
Actions (login required)
Downloads
Downloads per month over past year