Hal yang menarik dari berbagai aspek yang dibahas al-Qur’an ialah tentang sikap dalam menjalani kehidupan, salah satunya yang berhubungan dengan kesedihan (ḥuzn). Selama hidup tentunya manusia tidak selamanya bahagia dan terpenuhi semua keinginannya. Rasa sedih (ḥuzn) muncul sebagai dampak dari persoalan kehidupan yang menimpa manusia. Allah swt. menguji manusia dengan kesedihan supaya mereka tahu caranya bersyukur dan cara menyikapinya yang sesuai dengan petunjuk agama.
Berdasarkan uraian tersebut, peneliti melakukan penelitian ini untuk menjawab rumusan masalah yakni bagaimanakah konsep ḥuzn dalam al-Qur’an menurut M. Quraish Shihab dalam tafsir al-Miṣbah serta apa sebab-sebab dan akibat ḥuzn? Metode dalam penelitian ini bersifat kualitatif dengan teknik pengumpulan data library research atau Studi Kepustakaan. Sumber dan data utama penelitian ini merujuk pada kitab tafsir al-Miṣbah karya M. Quraish Shihab. Adapun teknik pengolahan dan analisis data yang digunakan adalah metode “Deskriptif-Analisis”.
Penelitian ini menunjukkan bahwa sedih (ḥuzn) menurut M. Quraish Shihab ialah kegelisahan atau keresahan hati akan sesuatu atau peristiwa yang telah terjadi ataupun dilakukan di masa lalu. Sedangkan sebab-sebab sedih (ḥuzn) menurut M. Quraish Shihab dalam tafsir Al-Miṣbah dalam surat al-Baqarah ayat 38, 62, 112, 262, 274 dan 277 yaitu tidak megikuti petunjuk, tidak beriman kepada Allah dan hari akhir, tidak berserah diri kepada Allah swt. dan tidak melakukan kebaikan, tidak tulus menginfakkan hartanya, tidak melakukan shalat, tidak mengeluarkan zakat dan tidak melakukan perbuatan baik lainnya. Adapun akibatnya yakni diliputi rasa penyesalan yang berkepanjangan serta tidak memperoleh ganjaran di sisi Tuhan-Nya.