Perubahan posisi matahari sebagai dasar reformasi kalender Syamsiah dan variasi waktu salat

Riza, Muhammad Himmatur (2023) Perubahan posisi matahari sebagai dasar reformasi kalender Syamsiah dan variasi waktu salat. Dr/PhD thesis, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.

[thumbnail of Disertasi_2000029013_Muhammad_Himmatur_Riza] Text (Disertasi_2000029013_Muhammad_Himmatur_Riza)
Disertasi_2000029013_Muhammad_Himmatur_Riza.pdf - Accepted Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.

Download (7MB)

Abstract

Kalender Syamsiah sangat penting keberadaannya bagi umat manusia, begitupun juga jadwal waktu salat menjadi sangat penting bagi umat Islam, karena adanya sebuah sistem kalender dijadikan acuan pengorganisasian waktu dan jadwal salat dijadikan sebagai panduan masuknya awal waktu salat. Namun masih ada masyarakat yang belum memahami betul mengenai pengaruh adanya perubahan posisi Matahari yang menyebabkan dilakukannya reformasi kalender Syamsiah. Kalender Romawi yang telah direformasi menjadi kalender Julian merupakan akar dari Kalender Syamsiah Gregorian. Reformasi kalender Romawi tersebut terjadi pada tahun 45 SM yang dilakukan oleh Julius Caesar menggunakan panjang satu tahun 365,25. Artinya, setiap 4 tahun ada 1 tahun yang panjangnya 366 hari atau disebut tahun kabisat, yaitu pada tahun yang angkanya habis dibagi 4. Namun sistem kalender Syamsiah Julian dalam 400 tahun terdapat kelebihan (365,25−365,2422) × 400 = 3,12 hari. Maka setiap 400 tahun perlu dihilangkan 3 hari. Aturan ini disebut dengan sistem kalender Syamsiah Gregorian. Aturannya setiap tahun kelipatan 100 yang tidak habis dibagi 400 harus jadi tahun basit}ah. Misalnya tahun 1700, 1800 dan 1900. Selain itu perubahan posisi Matahari menyebabkan awal waktu salat berubah setiap harinya. Masih terlihat juga ada masyarakat yang menggunakan jadwal waktu salat abadi. Meskipun menggunakan kata “abadi” sejatinya jadwal waktu salat tidak lah abadi, karena jadwal waktu salat ini tidak akan bisa dimanfaatkan dalam waktu yang panjang.
Disertasi ini menjawab pertanyaan pokok mengenai perubahan posisi Matahari yang dirinci dalam sub pertanyaan berikut: 1) Mengapa terjadi perubahan posisi Matahari yang berdampak pada tahun tropis Matahari dan 2) Bagaimana perubahan posisi Matahari menjadi dasar reformasi kalender Syamsiah dan penentuan waktu salat di berbagai kondisi.
Penelitian ini termasuk dalam penelitian kepustakaan (library research), data yang digunakan adalah wawancara dan dokumentasi. Setelah data-data yang dibutuhkan terkumpul, kemudian data-data tersebut diolah dan dianalisis bersamaan dengan proses penyajiannya dengan pendekatan historis astronomis. Temuan penelitian ini memberikan suatu pemahaman bahwa, 1) Panjang tahun tropis selalu mengalami perubahan pada setiap tahunnya disebabkan oleh lintasan Bumi berbentuk elips dan mempunyai eksentrisitas yang mengakibatkan ketidak-konstanan kecepatan gerak revolusi Bumi. Selain itu, menjauhnya bulan dari Bumi 3,78 cm per tahun dan gerak nutasi sumbu poros Bumi oleh bulan dan planet yang selalu berubah sekitar 11,6 detik per tahun juga turut menjadi penyebab ketidak-konstanan tersebut. Sedangkan Vernal Equinox mengalami gerak presisi sekitar 50,3 detik per tahun. 2) Perubahan posisi Matahari setiap hari dan memendeknya tahun tropis Matahari berimplikasi pada perbedaan jumlah hari antara siklus tahun tropis Matahari dengan rata-rata tahun kalender Syamsiah Gregorian yang semakin besar setiap tahunnya. Tulisan ini memberi usulan untuk melakukan koreksi dan perbaikan terhadap kalender Syamsiah Grgorian dengan panjang rata-rata tahun sipil berjumlah 365 hari 5 jam 48 menit 46,08 detik (365,2422 hari) dan menjadikan tahun 2800 sebagai tahun basit}ah. Modifikasi aturan penentuan tahun kabisat adalah setiap tahun yang habis dibagi 4 merupakan tahun kabisat. Adapun tahun abad bisa menjadi tahun kabisat apabila habis dibagi 400 kecuali tahun abad kelipatan 2800 itu merupakan tahun basit}ah dan menjadikan tahun 17500 serta kelipatannya sebagai tahun kabisat. Akibat adanya perubahan posisi Matahari, waktu salat setiap harinya juga selalu mengalami perubahan dan setiap tahun awal waktu salatnya pun juga tidak sama, misalnya awal waktu salat tahun 2022 tidak sama dengan waktu salat tahun 2023. Perubahan yang terjadi dapat dijadikan sebagai pemahaman bagi masyarakat bahwa kebenaran jadwal waktu salat bukan bersifat statis- pasif melainkan bersifat dinamis-variatif.

ABSTRACT:
The Syamsiah calendar is very important for mankind, as well as the schedule of prayer times is very important for Muslims because the existence of a calendar system is used as a reference for organizing time and the prayer schedule is used as a guide for entering the beginning of prayer times. However, some people do not fully understand the effect of the change in the sun's position which led to the reform of the Shamsiah calendar. The Roman calendar, which has been reformed into the Julian calendar, is the root of the Shamsiah Gregorian calendar. The reformation of the Roman calendar took place in 45 BCE by Julius Caesar using a year length of 365.25. It means that every 4 years there is 1 year that is 366 days long or is called a leap year, that is, in a year whose numbers are divisible by 4. However, the Shamsiah Julian calendar system has advantages in 400 years (365.25−365.2422) × 400 = 3, 12 days. Then every 400 years is necessary to remove 3 days. This rule is called the Shamsiah Gregorian calendar system. The rule is that a multiple of 100 which is not divisible by 400 must be a basit}ah year every year. For example in 1700, 1800, and 1900. In addition, changes in the sun's position cause the changing of the beginning of prayer time every day. It is still visible that there are people who use the perpetual prayer schedule. Even though using the word "perpetual" actually the prayer schedule is not perpetual, because this prayer schedule cannot be used for a long time.
This dissertation answers the main questions regarding changes in the position of the Sun which are detailed in the following sub-questions.
1) Why does a change in the Sun position affect the tropical year of the Sun and 2) How did the change in the position of the Sun become the basis for reforming the Shamsiah calendar and determining prayer times in various conditions.
This research is included in library research, the data used are interviews and documentation. After the required data is collected, then the data is processed and analyzed together with the process of presenting it with an astronomical historical approach. The findings of this study provide an understanding that 1) The length of the tropical year always changes every year due to the Earth's trajectory being elliptical and having eccentricity which results in an inconstancy in the speed of the Earth's revolution. In addition, the moon is moving away from the Earth by 3.78 cm per year and the motion of the Earth's axis nutation by the moon and planets which are always changing around 11.6 seconds per year also contributes to this inconstancy. Meanwhile, the Vernal Equinox experiences a precision movement of about 50.3 seconds annually. 2) The change in the position of the Sun every day and the shortening of the tropical year of the Sun have implications for the difference in the number of days between the solar tropical year cycle and the average Shamsiah Gregorian calendar year which is getting bigger every year. This paper proposes to make corrections and improvements to the Syamsiah Gregorian calendar with an average civil year length of 365 days 5 hours 48 minutes 46.08 seconds (365.2422 days) and make the year 2800 a basit}ah year. The modification of the rule for determining leap years is that every year divisible by 4 is a leap year. A century year can become a leap year if divisible by 400 unless a century year that is a multiple of 2800 is a basit}ah year and make the year 17500 and its multiples a leap year. As a result of the change in the Sun's position, the daily prayer time also changes and every year the prayer time is not the same, for example, the prayer time in 2022 is not the same as the prayer time in 2023. The changes that occur can serve as an understanding for the public that the true prayer schedule is not static-passive but dynamic-variable.

Item Type: Thesis (Dr/PhD)
Uncontrolled Keywords: Posisi matahari; Reformasi kalender; Jadwal salat
Subjects: 200 Religion (Class here Comparative religion) > 290 Other religions > 297 Islam and religions originating in it > 297.2 Islam Doctrinal Theology, Aqaid and Kalam > 297.26 Islam and secular disciplines > 297.265 Islam and natural science (Incl. Islamic Astronomy/Ilmu Falak)
Divisions: Program Pascasarjana > Program Doktor (S3) > 76003 - Studi Islam (S3)
Depositing User: Miswan Miswan
Date Deposited: 19 Nov 2024 09:20
Last Modified: 19 Nov 2024 09:20
URI: https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/25203

Actions (login required)

View Item
View Item

Downloads

Downloads per month over past year

View more statistics