Perancangan kawasan eduwisata astronomi di Kabupaten Magelang pendekatan arsitektur hemat energi
Mustofa, Haidar Tamimi (2023) Perancangan kawasan eduwisata astronomi di Kabupaten Magelang pendekatan arsitektur hemat energi. Undergraduate (S1) thesis, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.
Skripsi_1804056019_Haidar_Tamimi_Mustofa.pdf - Accepted Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.
Download (2MB)
Abstract
Pengertian Planetarium yaitu: Planetarium merupakan sebuah bangunan fisik berupa ruang teater dengan menampilkan gambaran tentang benda-benda langit, susunan beserta pergerakannya melalui proyektor (Wilson, 1994); Planetarium merupakan sarana wisata pendidikan yang menyajikan pertunjukan/menggambarkan peredaran dan letak planet-planet dalam tata surya, termasuk letak matahari yang menjadi pusat peredaran dengan menggunakan proyektor (Budiarto, 2008); Planetarium merupakan sebuah tempat yang memutarkan pertunjukan berupa simulasi benda-benda langit.
Sedangkan asal kata observatorium dalam bahasa Inggris, yaitu observatory berasal dari bahasa Perancis observatoire yang juga berasal dari kata Latin observare yang telah disebutkan sebelumnya (Douglas Harper, Historian, 2015); “a place where a group of scientist make regular observations”, dalam bahasa Indonesia berarti sebuah tempat dimana sekelompok ilmuwan melakukan observasi secara regular (Observatories, 1996); “a building or place given over to or equipped for observation of natural phenomena (as in astronomy)”, dalam bahasa Indonesia berarti sebuah bangunan yang dilengkapi alat observasi untuk mengamati fenomena alam dalam astronomi (Merriam-Webster, 2015). Dalam KBBI, Observatorium adalah gedung yang dilengkapi alat-alat (teleskop, teropong bintang, dan sebagainya) untuk keperluan pengamatan dan penelitian ilmiah tentang bintang dan sebagainya.
Observatorium berbasis darat sendiri terbagi menjadi 2 (dua) jenis, yaitu: observatorium optik dan observatorium radio. Observatorium berbasis luar angkasa atau yang biasa disebut observatorium antariksa ini dapat mengamati benda alam semesta pada panjang gelombang spektrum elektromagnetik yang tidak dapat menembus atmosfer bumi. Selain itu, adapula keuntungan lainnya dari observatorium antariksa ini dibandingkan observatorium berbasis darat, yaitu gambar yang dihasilkan bebas dari efek turbulensi atmosfer yang mengganggu pada pengamatan berbasis darat. Observatorium berbasis udara juga lebih murah daripada observatorium berbasis luar angkasa, karena instrument ilmiahnya dapat digunakan, diperbaiki, dan diperbaharui dengan lebih cepat dan efisien.
Item Type: | Thesis (Undergraduate (S1)) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Perancangan; Kawasan eduwisata; Astronomi; Arsitektur hemat energi |
Subjects: | 700 The arts > 720 Architecture > 727 Buildings for education and research |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin dan Humaniora > 23201 - Ilmu Seni dan Arsitektur Islam |
Depositing User: | Miswan Miswan |
Date Deposited: | 23 Nov 2024 03:21 |
Last Modified: | 23 Nov 2024 03:21 |
URI: | https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/25226 |
Actions (login required)
Downloads
Downloads per month over past year