Penelitian ini dilatarbelakangi fenomena era digital yang membuat rendahnya sikap kepedulian sosial kalangan Mahasiswa terhadap lingkungan sekitar yang membutuhkan. Karena dikalangan generasi muda penggunaan smartphone yang berlebih membuat mereka mengabaikan sekitarnya. Namun di UIN Walisongo Semarang terdapat komunitas sosial yang menampung kreativitas kaum mahasiswa terkait kepedulian sosial. Gerakan sosial seperti komunitas ini dianggap tepat bagi generasi muda sekarang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku prososial anggota Lembaga Kesejahteraan Sosial Berbasis Mahasiswa (LKS-BMh), terutama perilaku baik yang dilakukan dan mengkategorikan ke dalam perilaku prososial.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif-studi kasus. Sumber data dalam penelitian ini yaitu anggota LKS-BMh, mahasiswa yang mendapat bantuan sosial LKS-BMh, literatur-literatur, kepustakaan dan sumber-sumber tertulis lainnya. Metode pengambilan data berupa wawancara dan Dokumentasi. Metode analisis yang digunakan yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Berdasarkan hasil penelitian gambaran perilaku prososial yang dirasakan ketiga responden, menolong tanpa mengenal satu sama lain. Perilaku prososial suatu tindakan menolong orang lain tanpa harus menyediakan suatu keuntungan langsung pada orang yang melakukan tindakan tersebut, dan mungkin melibatkan suatu resiko bagi orang yang menolong. Perilaku prososial berfungsi meningkatkan kualitas hubungan sosial antara individu satu dengan individu yang lainnya. Lalu di dapatkan beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku prososial yaitu faktor orang tua, faktor teman sebaya dan faktor lingkungan. Sedangkan peran komunitas LKS-BMh dalam perilaku prososial/ interaksi sosial yaitu sebagai tempat coming out, tempat tukar informasi, tempat menunjukkan eksistensi, dan tempat untuk saling menguatkan.