Bimbingan dan pendampingan terkait dengan perilaku seksual penting bagi remaja, terlebih jika dikaitkan dengan besarnya resiko dan dampak dari perilaku tersebut. Teori social learning Albert Bandura menjelaskan bahwa faktor yang membentuk tindakan manusia berasal dari faktor personal, faktor lingkungan, dan faktor perilaku yang saling berinteraksi dan dapat mempengaruhi satu sama lain. Dalam kasus perilaku seksual remaja, tingkat religiusitas dan motivasi menghindari perilaku seks pranikah menjadi variabel faktor personal serta pola asuh sebagai faktor lingkungan yang diduga mempengaruhi perilaku seksual remaja yang diangkat oleh peneliti. Tujuan dari penelitian ini adalah menguji (1) Pengaruh tingkat religiusitas terhadap motivasi menghindari perilaku seks pranikah. (2) Pengaruh pola asuh terhadap motivasi menghindari perilaku seks pranikah. (3) Pengaruh tingkat religiusitas terhadap perilaku seksual. (4) Pengaruh pola asuh terhadap perilaku seksual. (5) Motivasi menghindari perilaku seks pranikah dapat berpengaruh sebagai variabel intervening dari tingkat religiusitas dan pola asuh terhadap perilaku seksual.
Penelitian ini dilakukan menggunakan penelitian lapangan (field research) dengan metode kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini yaitu remaja di Kabupaten Kebumen yang berusia 10-19 tahun. Teknik sampling yang digunakan yaitu menggunakan cluster random sampling sehingga diperoleh sampel sebanyak 204 remaja. Sumber data diambil dengan menyebar kuesioner yang berisi pernyataan yang mewakili masing-masing variabel kepada sampel. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis jalur yang secara teknis menggunakan analisis regresi berganda.
Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) Tingkat Religiusitas berpengaruh signifikan terhadap Motivasi menghindari Perilaku Seksual Pranikah dengan kontribusi 75,3 %. (2) Pola Asuh tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel Motivasi menghindari Perilaku Seksual Pranikah dengan roporsi sumbangan 0,008 %. (3) Ttingkat Religiusitas berpengaruh terhadap Perilaku Seksual secara signifikan dengan sumbangan yang efektif 102,4 %. (4) Pola Asuh berpengaruh negatif signifikan terhadap Perilaku Seksual remaja dengan roporsi sumbangan efektif tersebut yaitu -8,4 %. (5) Motivasi Menghindari Perilaku Seks Pranikah tidak dapat sepenuhnya menjadi variabel intervening dari Tingkat Religiusitas dan Pola Asuh terhadap Perilaku Seksul hal ini disebabkan bahwa variabel Motivasi Menghindari Perilaku Seks Pranikah secara signifikan dapat memediasi hubungan antara Tingkat Religiusitas dengan Perilaku Seksual. Namun tidak dapat memediasi hubungan Pola Asuh terhadap Perilaku Seksual