Penelitian ini mengkaji mengenai penanganan konflik keluarga pekerja migran yang terjadi di Desa Baturejo, Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati. Terjadinya konflik perlu dilakukan penanganan secara khusus karena posisi suami-istri berjauhan. Kurangnya pemahaman mengenai penanganan konflik keluarga pekerja migran berdampak pada tidak terselesaikannya masalah dalam rumah tangga. Pak modin dan perwakilan dari pihak keluarga memiliki posisi penting dalam membantu penyelesaian konflik suami-istri pekerja migran. Dalam penelitian ini dimaksudkan untuk menjawab pertanyaan: (1) Bagaimana bentuk konflik pada keluarga pekerja migran di Kecamatan Sukolilo? (2) Bagaimana penanganan konflik yang dilakukan pihak istri dalam mengatasi konflik keluarga pekerja migran di Kecamatan Sukolilo? (3) Bagaimana dampak dari adanya penanganan konflik keluarga pekerja migran yang dilakukan perempuan di Kecamatan Sukolilo?
Permasalahan tersebut dibahas menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan etnografi. Jenis penelitian inimerupakan penelitian lapangan. Sumber data dalam penelitian ini yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. Teknik analisis data diperoleh melalui tmetode observasi partisipan, wawancara etnografis, dan dokumentasi. Dalam prosesnya, peneliti melakukan wawancara etnografis dengan lima informan yang terdiri dari keluarga pekerja migran yang memiliki konflik dalam rumah tangga, pihak istri pekerja migran yang bekerja dan tidak bekerja di Desa Baturejo. Data yang diperoleh dari penelitian selanjutnya dianalisis menggunakan dua belas langkah pendekatan etnografi yaitu menetapkan informan, wawancara kepada informan, membuat catatan etnografis, mengajukan pertanyaan deskriptif, analisis wawancara etnografi, membuat analisis domain, membuat analisis taksonomik, mengajukan pertanyaan kontras, membuat analisis komponen, menemukan tema-tema budaya dan membuat etnografi.
Temuan dari penelitian ini yaitu: (1) Bentuk konflik yang terjadi pada pekerja migran meliputi perdebatan (tukar padu), ketidakjujuran sehingga menimbulkan sifat pelit (kethuk), saling mendiamkan (menneg-menengan), dan suami judi online. Bentuk konflik dikategorikan sebagai bentuk kekerasan secara psikis yaitu secara tidak langsung dilakukan individu dan sifatnya lebih secara non verbal. (2) Beberapa penanganan yang dilakukan perempuan atau istri yaitu mendiamkan (meneng), penanganan dengan cara komunikasi, penanganan dengan bekerja sebagai buruh pabrik, penanganan dengan memperbanyak kesabaran, penanganan dengan bantuan pihak ketiga yaitu (modin) dan keluarga. (3) Dampak dari penanganan konflik yang dilakukan perempuan contoh penanganan yang dilakukan perempuan dengan bekerja sebagai buruh pabrik secara tidak langsung kemandirian perempuan akan terbentuk. Sedangkan penanganan dengan saling mendiamkan meneng,, kesalahpahaman dalam komunikasi dan istri yang tidak bekerja akan memperpanjang masalah.