Interelasi Islam dan budaya Jawa telah berlangsung berabad-abad. Islamisasi Jawa dan Jawanisasi Islam tak terabaikan. Di situ ada great tradition dan little tradition yang saling ber-signification. Islam Jawa sebagai produk proses Islamicate telah melahirkan figur-figur model for reality untuk menjawab tantangan zaman. Sosrokartono adalah salah satunya. Penelitian ini merumuskan genealogi dan identitas kehidupan Sosrokartono yang Njawani di tengah kontestasi dengan budaya Barat yang sekuler. Penelitian ini bertujuan merekonstruksi struktur filsafat Islam Jawa dibalik pengalamannya yang relevan dengan etika global dalam berbangsa dan bernegara. Pendekatan semiotika digunakan dalam proses riset ini agar mampu menemukan pesan dekonstruktif atas fenomena penanda dan petanda dibalik sistem tanda dalam pengalamannya. Temuan menarik penelitian ini mewujud dalam konstruksi kesatuan transenden agama-agama dibalik tanda Alif dalam bingkai etika global (memayu ayuning gesang). Antitesis tentang jalan kebahagian dengan mendahulukan praksis hidup yang indah daripada materialisme dan hedonisme (sugih tanpa banda) menjadi jawaban zaman yang sedang terjangkiti krisis spiritual ini. Sementara dalam epistemologi catur murti bisa menjadi landasan kesatuan ilmu dengan Alif sebagai pusatnya, iman tauhid sebagai landasannya dan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai produknya. Hasil penelitian ini memberi dampak filosofis yang menunjukkan bahwa dalam tradisi Islam Jawa ada dimensi filsafat yang perlu direkonstruksi lebih sistemati agar body of knowledge dari filsafat Islam Jawa makin kokoh. Keterbatasan riset ini terletak pada sumber data primer yang memang ditemukan hanya pada kumpulan surat-surat Sosrokartono, namun karena narasinya penuh pesan semiotik sehingga melahirkan dinamika makna falsafi yang penuh arti. Sebagai rekomendasi, perlu kajian dengan pendekatan interdisipliner untuk riset lebih lanjut agar hasil risetnya solutif dalam berbagai dimensi kehidupan.

ABSTRACT:
The interrelation of Islam and Javanese culture has been going on for centuries. The Islamization of Java and the Jawanization of Islam cannot be ignored. There are great traditions and little traditions that signify each other. Javanese Islam as a product of the Islamicate process has given birth to model figures for reality to respond to the challenges of the times. Sosrokartono is one of them. The research formulates the genealogy and life identity of Sosrokartono who is Javanese in the midst of contestation with secular Western culture. It has an interest in reconstructing the structure of Javanese Islamic philosophy behind his relevant experiences with global ethics in the nation and state. A semiotic approach is used in this research process in order to be able to find deconstructive messages on signifier and signified phenomena behind the sign systems in his experiences. The interesting findings of this research are manifested in the construction of the transcendent unity of religions behind the Alif sign within the framework of global ethics (memayu ayuning gesang). The antithesis of the path to happiness by prioritizing the ethics and aestheics praxis of life over materialism and hedonism (sugih tanpa banda) is the answer to this age of spiritual crisis. Meanwhile, in epistemology, catur murti principle can be the basis of the unity of sains with Alif as the essence of the Reality. Faith in monotheism (tauhid) as the foundation, and science and technology as its products. The limitation of this research lies in the primary data sources which are indeed found only in the collection of Sosrokartono's letters, but because the narrative is full of semiotic messages, it gives rise to meaningful dynamics of philosophical meaning. As a recommendation, it is necessary to study with an interdisciplinary approach for further research so that the research results are solutive in various dimensions of life.