Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan penerapan takzir dan respons santri terhadap takzir di pondok pesantren putri Roudlotuth Tholibin. Fokus penelitian ini mengenai hal-hal yang berkaitan efektifitas penerapan takzir dalam meningkatkan kedisiplinan santri di pondok pesantren putri Roudlotuth Tholibin, yang meliputi: 1] Bentuk-bentuk takzir di pondok pesantren putri di pondok pesantren putri Roudlotuth Tholibin, 2] Respon santri di pondok pesantren putri Roudlotuth Tholibin terhadap aturan takzir, dan 3] Efektifitas takzir dalam meningkatkan kedisiplinan santri di pondok pesantren putri Roudlotuth Tholibin.
Tema ini menjadi pilihan peneliti dikarenakan pendidikan kedisiplinan dengan pendekatan takzir di pondok pesantren putri Roudlotuth Tholibin Rembang merupakan salah satu model pendidikan disiplin di lembaga pendidikan pesantren. Model pendidikan disiplin pondok pesantren Roudlotuth Tholibin bisa menjadi model bagi pesantren atau dimungkinkan menjadi alternatif, atau dianggap sebagai jawaban atas kondisi pesantren saat sekarang ini.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan menggunakan pendekatan kualitatif (Qualitatif Approach) sehingga penulis hanya melakukan interpretasi data yang terkumpul. Data yang menjadi fokus penelitian ini adalah model penerapan takzir dalam meningkatkan disiplin di pondok pesantren putri Roudlotuth Tholibin Rembang.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: Pertama, pondok pesantren putri Roudlotuth Tholibin menerapkan sistem takzir bagi santri yang melanggar tata tertib. Bentuk hukuman takzir terbagi dalam dua jenis utama yaitu takzir bersifat fisik dan non fisik. Takzir dilaksanakan pengasuh dan pengurus dengan baik dan konsisten; Kedua, respons santri terhadap pelaksanaan takzir terbentuk dalam tiga pola yaitu a] santri yang membutuhkan proses untuk dapat mentaati aturan yang ditetapkan dan sesekali masih melanggar, b] santri yang sudah taat terhadap tata tertib, dan c] santri yang lebih dari sekedar mentaati tata tertib, bahkan terhadap perbuatan yang guru atau kyai kurang berkenan, tidak akan mereka lakukan. Ini terjadi pada santri yang sudah menganggap bahwa semua proses kehidupan di pesantren adalah manifestasi dari ibadah; Ketiga, penerapan takzir di pondok pesantren putri Roudlotuth Tholibin berlangsung sangat efektif.
Berangkat dari pemahaman di atas, maka penulis mencoba untuk memberikan suatu pemikiran bagaimana penerapan takzir yang ada di pesantren bisa dikelola sehingga mampu memberikan kontribusi positif bagi pemberdayaan santri di pesantren tersebut.