Agama Islam mempunyai relasi dengan seni, hal ini mendorong munculnya komunitas seni di kalangan umat Islam. Dari sekian banyak jenis kesenian, salah satunya adalah wayang kulit yang merupakan kesenian asli nusantara khususnya Jawa. Wayang kulit itu sendiri sudah ada sebelum Islam tersebar di Indonesia. Dan kini tetap eksis ketika agama Islam masuk ke Indonesia. Wayang yang memiliki fungsi sebagai media dakwah oleh Walisongo khususnya Sunan Kalijogo tersebut hingga saat ini masih dilestarikan oleh para Da‘i yang menekuni kesenian wayang. Wayang yang dilestarikan ini kemudian disebut wayang dakwah. Salah satu Da‘i yang menggunakan wayang dakwah ini adalah Ki Sri Setyo dari Solo Raya. Dalam dakwah dikenal beberapa metode, ada metode Qur‘any, metode Rasulullah dan metode kontemporer. Metode Qur‘any terdiri dari metode bil hikmah, metode mauidhah hasanah dan metode mujadalah. metode dakwah Rasulullah terdiri dari metode risalah, metode bi‘tsah dan metode fardhiyah. metode kontemporer terdiri dari metode bil qolam, metode bil kalam dan metode bil hal. dalam wayang dakwah Ki Sri Setyo ada beberapa metode yang digunakan yaitu metode kolaboratif, metode histori, metode kritik sosial dan metode kontemporer.
Wayang dakwah, seperti halnya wayang kulit biasa, juga memiliki nilai-nilai filosofis bagi masyarakat Jawa. Wayang merupakan simbol watak, perilaku, dan peristiwa dalam kehidupan manusia yang kemudian dikemas dalam sebuah lakon atau cerita. Wayang dakwah Ki Sri Setyo mengandung pesan-pesan yang menyampaikan nilai-nilai Islam secara umum dan juga konsep moderasi beragama secara khusus yang disiarkan secara luring dan juga daring melalui platform social media seperti live streaming youtube. pesan-pesan dakwah yang disampaikan dalam pertunjukan wayang dakwahnya.

ABSTRACT:
Islam has a relationship with art, this encourages the emergence of an art community among Muslims. Of the many types of art, one of them is wayang kulit which is an original art of the archipelago, especially Java. Wayang kulit itself existed before Islam spread in Indonesia. And now it still exists when Islam entered Indonesia. Wayang which has a function as a medium of preaching by Walisongo especially Sunan Kalijogo is still preserved by Da'i who study the art of wayang. The preserved wayang is then called wayang dakwah. One of the Da'i who uses this wayang dakwah is Ki Sri Setyo from Solo Raya. In preaching, several methods are known, there are the Qur'any method, the Rasulullah method and the contemporary method. The Qur'any method consists of the bil hikmah method, the mauidhah hasanah method and the mujadalah method. The Rasulullah's method of preaching consists of the risalah method, the bi'tsah method and the fardhiyah method. contemporary methods consist of the bil qolam method, the bil kalam method and the bil hal method. in Ki Sri Setyo's wayang da'wah there are several methods used, namely the collaborative method, the historical method, the social criticism method and the contemporary method.
Wayang da'wah, like ordinary wayang kulit, also has philosophical values for Javanese society. Wayang is a symbol of character, behavior, and events in human life which are then packaged in a play or story. Ki Sri Setyo's wayang da'wah contains messages that convey Islamic values in general and also the concept of religious moderation in particular which are broadcast offline and also online through social media platforms such as live streaming youtube. messages of da'wah conveyed in his wayang da'wah performances.