Judul : Kesiapan Implementasi Pariwisata Halal
(Studi Kasus Kota Pekalongan, Kota Semarang, dan Kota Surakarta)
Penulis : Kuat Ismanto
NIM : 1900029015

Penelitian disertasi ini bertujuan untuk: 1) Mengeksplorasi potensi pariwisata halal di Kota Pekalongan, Kota Semarang, dan Kota Surakarta. 2) Menganalisis dan membandingkan kesiapan implementasi pariwisata halal di tiga kota. 3) Mengembangkan model pariwisata halal berbasis kharakteristik pariwisata daerah di tiga kota.
Penelitian ini dikategorikan sebagai penelitian lapangan (field research) dengan pendekatan campuran (mix methods) dengan strategi embedded konkuren (penyisip). Meski demikian, bentuk penelitian ini adalah kualitatif. Penelitian ini dilaksanakan di Kota Pekalongan, Kota Semarang, dan Kota Surakarta. Data diperoleh melalui kuesioner, observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan model analisis isi (content analysis) dan analisis tema (thematic analysis). Uji keabsahan data dilakukan dengan metode triangulasi, baik sumber maupun metode.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Kota Pekalongan, Kota Semarang, dan Kota Surakarta memiliki potensi menjadi destinasi pariwisata halal. Potensi ketiga kota didukung oleh a) destinasi, objek, dan daya tarik wisata yang komplit, menarik, dan potensial; b) keberadaan wisata religi dan potensi wisata religi lainnya; c) dukungan stakeholder (pentahelix); d) kontribusi positif pariwisata terhadap daerah; e) persepsi positif wisatawan; f) dukungan pariwisata daerah sekitar; g) dukungan regulasi lokal; dan h) dukungan lembaga berbasis Islam. 2) Ketiga kota memiliki kesiapan untuk diimplementasikan pariwisata halal, perspektif GMTI/IMTI, COMCEC-OIC, fatwa DSN-MUI No.108/X/2016 tentang penyelenggaraan pariwisata berbasis syariah, ekosistem pariwisata halal, dan Model Pariwisata Halal Indonesia (MPHI)). Namun, kebijakan dan komitmen pemerintah daerah perlu disiapkan. 3) Pariwisata halal di tiga kota memiliki kharakteristik yang berbeda-beda, yang didasarkan pada keunikan daerah, kebijakan pemerintah daerah, DNA wisata, dan persepsi wisatawan. Atas dasar itu, pengembangan pariwisata halal di Kota Pekalongan berbasis religi dan ekonomi kreatif (religion-creative halal tourism), Kota Semarang berbasis warisan budaya dengan memanfaatkan konsep smart city (heritage-smart halal tourism), dan Kota Surakarta berbasis budaya-kearifan lokal (cultural-local wisdom halal tourism).
Hasil penelitian ini melengkapi, menyempurnakan, dan menguatkan konsep pariwisata halal terdahulu dengan berbagai variasi terminologi dan istilah, yang telah dikembangkan oleh El-Gohary, Battour, dkk., Vargas-sánchez, dkk. Boğan, dkk., E Azam, dkk., dan Mohsin, dkk. Dari berbagai variasi terminologi yang berkembang: wisata halal (halal travel), wisata ramah muslim (moeslim friendy tourism), pariwisata agama (religion tourism), pariwisata syariah (syaria tourism), pariwisata Islam (Islamic tourism), maka terminologi yang tepat dan sesuai dengan perkembangan industri pariwisata dunia adalah “pariwisata halal” (halal tourism).