Tradisi slametan Sendang pada masyarakat Desa Wates Ngaliyan Semarang : studi living Qur’an

Cholik, Rizki Muhammad Nur (2023) Tradisi slametan Sendang pada masyarakat Desa Wates Ngaliyan Semarang : studi living Qur’an. Undergraduate (S1) thesis, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.

[thumbnail of Skripsi_1604026074_Rizki_Muhammad_Nur_Cholik] Text (Skripsi_1604026074_Rizki_Muhammad_Nur_Cholik)
1604026074_RIZKI MUHAMMAD NUR CHOLIK_Full Skripsi - 78. Rizki Muhammad Nur Cholik.pdf - Accepted Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.

Download (1MB)

Abstract

Tradisi merupakan adat istiadat atau kebiasaan yang turun temurun yang masih dijalankan di masyarakat. Suatu masyarakat biasanya akan muncul semacam penilaian bahwa cara cara yang sudah ada merupakan cara yang terbaik untuk menyelesaikan persoalan. Sumber tradisi pada umat ini bisa disebabkan karena sebuah ‘Urf (kebiasaan) yang muncul ditengah tengah umat kemudian tersebar menjadi adat dan budaya atau kebiasaan tetangga lingkungan dan semacamnya kemudian dijadikan sebagai model kehidupan, pada penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis selamatan sendang di Kelurahan Wates Ngaliyan Semarang.
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan pendekatan Living Qur’an. Data di peroleh dengan menggunakan metode observasi, metode wawancara, metode dokumentasi. Data yang telah terkumpul dianalisis dengan menggunakan metode analisis data deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa praktek selamatan sendang di Kelurahan Wates Ngaliyan Semarang Praktek selamatan atau nyadran sendang di Kelurahan Wates Ngaliyan Semarang dilakukan dimulai dari pagi hari di hari Jumat kliwon/Selasa kliwon Bulan Ruwah atau Sya’ban, dimana masyarakat berjalan bersama membawa bancaan berupa Engkung ayam kampung, sayur urab, bubur merah putih, ke sendang Sirendeng dan nanti dijadikan satu di Sendang, kemudian disantap bersama ketika sebelumnya dibacakan do’a. Masyarakat berkumpul ke tempat sendang Sirendeng untuk mengikuti acara dari pagi hingga acara tersebut selesai. Awal acara mulai dari doa pembuka, bacaan yasin, tahlil, do’a, makan bersama dan resik-resik sendang.
Makna tradisi selamatan sendang di Kelurahan Wates Ngaliyan Semarang diantaranya: makna menjaga kelestarian air dan memanfaatkan air untuk kebutuhan hidup sehari-hari, makna keutamaan doa/dzikir, makna sedekah, makna mempererat ukhuwah Islamiyah dan silaturahmi dalam Selamatan sendang di Kelurahan Wates Ngaliyan Semarang, yang kesemuanya terdapat dalil Al-Qur’an didalamnya. Hal terpenting dari pemaknaan masyarakat terhadap pembacaan al-Qur’an dalam tradisi selamatan sendang di adalah keyakinan masyarakat untuk membaca surat surat Al-Insyiroh 7 X menjadi hal yang paling penting dalam acara ini dan setiap sampai pada kata فَإِنَّ مَعَ ٱلۡعُسۡرِ يُسۡرًا إِنَّ مَعَ ٱلۡعُسۡرِ يُسۡرا di baca sebanyak 70 kali, karena menurut kepercayaan masyarakat ayat ini memiliki kekuatan dalam memberikan kemudahan dalam menjalani kehidupan baik kehidupan sehari-hari dan dalam berhubungan dengan mahluk gaib yang menaungi sendang dan sekitarnya sehingga terjadi kesejahteraan masyarakat secara umum baik lahir maupun batin

Item Type: Thesis (Undergraduate (S1))
Uncontrolled Keywords: Tradisi; slametan; sendang; masyarakat
Subjects: 200 Religion (Class here Comparative religion) > 290 Other religions > 297 Islam and religions originating in it > 297.1 Sources of Islam > 297.12 Al-Quran and Hadith > 297.122 Al-Quran > 297.1226 Interpretation and Criticism
Divisions: Fakultas Ushuluddin dan Humaniora > 76231 - Ilmu Al-Quran dan Tafsir
Depositing User: Bahrul Ulumi
Date Deposited: 29 Nov 2024 07:19
Last Modified: 29 Nov 2024 07:19
URI: https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/25307

Actions (login required)

View Item
View Item

Downloads

Downloads per month over past year

View more statistics