Konsep keadilan dan rahmat menjadi pembicaraan yang sangat serius di kehidupan manusia. Apalagi keadilan dan rahmat memiliki peran penting dan terikat satu sama lain. Kehidupan manusia tidak akan terlepas dari hubungan sosial, baik itu antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, maupun kelompok dengan kelompok. Adanya sebuah hubungan yang seperti ini, akan melahirkan aturan yang mengikat hubungan sosial kemasyarakatan hingga tercipta sebuah keharmonisan dalam masyarakat. Hal inilah yang mengakibatkan adanya sebuah hukum di dalam masyarakat tak terkecuali di kalangan masyarakat yang beragama Islam. Hukum Islam sendiri adalah sebuah aturan yang digali dari sumber ajaran Islam yaitu Al-Qur’an dan Hadits, yang bertujuan untuk membimbing dan mengarahkan umat Muslim agar sesuai dengan tuntutan serta tuntunan ajaran Islam. Salah satunya adalah Q.S An-Nahl ayat 90 yang menjelaskan bahwa Allah memberikan sebuah perintah sekaligus larangan bagi manusia sebagai hamba-Nya. Sehingga dalam pelaksanaanya tersebut, akan ada sebuah balasan bagi mereka. Hal ini sangat relevan dengan Maqa>s}id al-Syari@’ah Jasser Auda yang banyak menimbang aspek kemanusiaan atau hak asasi manusia. Maka dari itu, penulis memilih penelitian ini dengan rumusan masalah, bagaimana penafsiran Al-Qur’an Surat An-Nahl ayat 90 menurut Maqa>s}id al-Syari@’ah Jasser Auda? Dan juga bagaimana peranan Tafsir Maqa>s}idi dalam penerapan konsep keadilan dan rahmat bagi kehidupan sehari-hari?
Jenis penelitian ini adalah library research, dengan menelaah buku atau artikel karya Jasser Auda tentang Maqa>s}id al-Syari@’ah sebagai sumber primernya. Ditambah kitab tafsir Al-Maraghi, Al-Azhar, Al-Misbah, dan Ibn Katsir sebagai acuan penulis dalam memahami maksud ayatnya. Sedangkan sumber sekundernya, penulis mengambil buku, artikel, jurnal, skripsi, tesis dan karya-karya lain yang berkaitan dengan Maqa>s}id al-Syari@’ah dan tema-tema keadilan dan rahmat. Data yang didapat kemudian penulis analisis dengan metode deskriptif untuk menjelaskan pemikiran Maqa>s}id al-Syari@’ah Jasser Auda. Kemudian dijadikan pisau analisis dalam menafsirkan Q.S An-Nahl ayat 90. Hasil dari penelitian ini adalah ada enam fitur atau sistem yang dicanangkan oleh Jasser Auda yaitu, cognitive nature (validasi seluruh kognisi), wholeness (kemenyeluruhan), openness (keterbukaan), interrelated hierarchy (hierarki saling berkaitan), multidimensionality, purposefulness (kebermaksudan) yang relevan dengan nilai-nilai yang ada dalam Q.S An-Nahl ayat 90, di mana adanya tiga perintah dan tiga larangan dari Allah untuk kita sebagai hamba-Nya. Penafsiran berdasarkan Maqa>s}id al-Syari@’ah memberikan pemahaman yang lebih luas dan kontekstual terhadap pesan-pesan Allah yang terkandung dalam teks suci. Perintah dan larangan tersebut menjadi landasan bagi umat Muslim untuk menjalankan agama dengan baik dan benar serta mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari. Konsep keadilan dan rahmat dalam Tafsir Maqasidi menekankan bahwa hukum Islam dijalankan dengan adil dan penuh kasih sayang. Sehingga keadilan dan rahmat saling melengkapi, tidak dapat dipisahkan. Dengan begitu umat Islam diharapkan dapat memahami dan mengamalkan konsep ini serta mewujudkan kehidupan yang bahagia dan sejahtera.
i