Al-qur’an merupakan elemen penting dalam kehidupan umat islam yang merupakan sumber utama sebagai tuntunan hidup di dunia maupun di akhirat. Al-qur’an juga memiliki implikasi tersembunyi dalam sebuah tradisi yang berkembang di dalam kehidupan masyarakat. Ada kesinambungan tradisi supaya umat islam masa kini dapat memahami, mencatat, dan mengimplementasikan ajaran islam yang sesuai dengan yang di sampaikan oleh Nabi Muhammad SAW. Dalam sebuah tradisi yang berkembang di masyarakat, banyak yang menggunakan al-qur’an sebagai sarana akulturasi budaya. Disinilah kajian living qur’an menempatkan perannya dengan metode maupun teori yang ada. Pada beberapa tradisi yang kaitannya erat dengan al-qur’an salah satunya yakni tradisi pembacaan surat al-ikhlas 100.000 kali yang di lakukan oleh masyarakat Desa Pasir pada saat terjadi sebuah kematian.
Penelitian dengan kajian living qur’an ini membahas menganai bagaimana praktik pembacaan surat al-ikhlas 100.000 yang di lakukan oleh masyarakat desa pasir. Dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan menggunakan pendekatan fenomenologi. Beberapa teknik pengumpulan data yang peneliti lakukan adalah observasi bebas dan terlibat, wawancara, serta dokumentasi. Sedangkan analisis data yang digunakan ialah analisis daskriptif-eksplantif. Yang dimaksudkan supaya dapat menganalisis data-data sebelumnya, sedangkan analisis eskplantif bertujuan unutk mengungkap makna yang terkandung dalam kegiatan pembacaan surat al-ikhlas 100.000 kali di desa Pasir.
Berdasarkan kajian yang penulis lakukan terhadap tradisi pembacan surat al-ikhlas 100.000 kali di desa pasir, kecamatan Mijen, Kabupaten Demak, penulis merinci beberapa poin diantaranya: pertama, menelisik latar belakang tradisi tersebut. Kedua, mengungkap praktik pembacan surat al-ikhlas 100.000 kali. Ketiga, mengetahui motivasi yang dilakukan oleh masyarakat desa tersebut.