Narasi kisah Ya’jūj Ma’jūj dalam Al-Qur’an : analisis semiotika Roland Barthes
Yatimah, Durrotun (2023) Narasi kisah Ya’jūj Ma’jūj dalam Al-Qur’an : analisis semiotika Roland Barthes. Dr/PhD thesis, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.
Tesis_1904028016_Durrotun_Yatimah.pdf - Accepted Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.
Download (3MB)
Abstract
Tulisan ini membahas tentang Narasi Kisah Ya’jūj Ma’jūj dalam al-Qur’an, dimana al-Qur’an tidak banyak menyinggungnya kecuali dalam rangkaian kisah pengembaraan Dzulqarnain, khususnya pada Qs. al-Kahfi (18): 94 dan Qs. al-Anbiya’ (21): 96. Persoalan berangkat dari pemaknaan lafadz Ya’jūj Ma’jūj yang selama ini hanya berkutat pada pencarian komunitas tertentu, seperti penyebutan bangsa Mongol sebagai Ya’jūj dan Tartar sebagai Ma’jūj. Asumsi yang mengarah pada kedua bangsa itu bisa jadi relevan mengingat fakta sejarah mengakui perilaku bengis mereka pada masa lampau. Garis keturunan kedua bangsa itu disinyalir sebagai satu-satunya yang kerap membuat kerusakan di muka bumi. Akan tetapi, jika penggalian makna hanya difokuskan pada penyebutan bangsa-bangsa saja, dikhawatirkan pesan dari al-Qur’an melalui ayat tersebut terabaikan. Oleh karena itu penulis menggunakan Semiotika Roland Barthes sebagai pisau analisis guna memperoleh makna terdalam yang terkandung di dalamnya. Analisis Semiotika ini dilakukan melalui dua tahapan, yakni linguistik dan mitologi. Tahap pertama menghasilkan makna bahwasanya Ya’jūj Ma’jūj bukan sekedar nama bangsa, namun lebih kepada gambaran karakter. Sedangkan, tahap kedua menghasilkan ide pokok bahwa Ya’jūj Ma’jūj mengandung nilai karakter yang dikhususkan pada pemegang kekuasaan. Dimana dengan kekuatannya, para penguasa akan sangat rentang bertindak durjana sehingga berakibat mematikan tatanan kehidupan manusia.
ABSTRACT:
This paper discusses about The Narration of Ya'jūj Ma'jūj’s Story in the Qur'an, in which the Qur’an does not mention much except in the series of Dzulqarnaian, especially in Qs. al-Kahf (18): 94 and Qs. al-Anbiyā’ (21): 96. The problem starts from the meaning of the words Ya'jūj Ma'jūj which are so far had been only focused on looking for certain communities, such as mentioned that Mongols as Ya'jūj and Tartar as Ma'jūj. The assumptions lead to the both nations may be relevant because if we look into the historical facts they were the owner of their cruel behavior in the past. The lineage of the two nations is allegedly the only one who often causes damage to the face of the earth. However, if the search for meaning is only focused on mentioning such kind of nations, it is feared that the message of the Qur'an through the verses will be ignored. Therefore, the writer uses Roland Barthes’ Semiotics as an analytical knife by going through two stages, namely linguistics and mythology. The first stage produces the meaning that Ya'jūj Ma'jūj is not just the name of the nation, but rather a description of the character. Meanwhile, the second stage generates the main idea that Ya'jūj Ma'jūj contains character values that are specific to those in power. In which, with its power, the rulers will be very prone to act wickedly so that it will result in the death of the order of human life.
Item Type: | Thesis (Dr/PhD) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Ya’jūj Ma’jūj; Semiotika; Roland Barthes; Kekuasaan |
Subjects: | 200 Religion (Class here Comparative religion) > 290 Other religions > 297 Islam and religions originating in it > 297.1 Sources of Islam > 297.12 Al-Quran and Hadith > 297.122 Al-Quran > 297.1226 Interpretation and Criticism |
Divisions: | Program Pascasarjana > Program Master (S2) > 76131 - Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir (S2) |
Depositing User: | Miswan Miswan |
Date Deposited: | 03 Dec 2024 07:09 |
Last Modified: | 03 Dec 2024 07:09 |
URI: | https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/25376 |
Actions (login required)
Downloads
Downloads per month over past year