Drama televisi di Korea telah memunculkan tradisi artistik yang berbeda yang dikenal sebagai "drama Korea", yang berfokus pada penyajian acara secara mendalam sehingga pemirsa dapat merasakan tekanan yang ditanggung oleh para aktor dan aktris di layar. Banyak drama Korea yang menjadi populer di Asia dan berkontribusi pada fenomena Korean wave itu sendiri. Di Indonesia, demam Korea mulai menyebar dan banyak diminati kalangan remaja karena plot drama yang menarik dan pemeran karakter yang beragam. Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan teori George Casper Homans untuk mengklarifikasi dan menganalisis ruang lingkup hubungan drama Korea dengan karakter santri putri masa kini. Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan 8 Santri putri sebagai penonton setia drama korea di pondok Pesantren Madrosatul Qur’anil Aziziyyah, dengan tujuan untuk mengetahui seberapa besar ketertarikan santri terhadap drama korea serta bagaimana pengaruhnya bagi karakter santri. Informasi dikumpulkan melalui wawancara, catatan lapangan, dan tertulis. Beberapa langkah, termasuk pengumpulan data, reduksi data, dan penarikan kesimpulan, membentuk proses interpretasi data. Hasil penelitian yang dilakukan bahwa, santri putri Madrosatul Qur’anil Aziziyyah yang sering menonton tayangan Drama Korea sebanyak 8 santri dari 80 santri putri, dari 8 santri yang setia menonton termasuk santri kuliah dan santri salaf, untuk santri kuliah biasanya menonton seminggu 5 kali karena aktifitas diluar pondok sedang kan untuk santri salaf menonton seminggu 1 kali setiap hari jum’at saat libur mengaji, mereka menonton dikarenakan menyukai filmnya dan bisa belajar bahasa korea. Hasil penelitian lain berdasarkan pemikiran George Casper Homans yaitu teori tentang pertukaran sosial yang dimana manusia merupakan makhluk sosial yang saling mempengaruhi melalui perilaku sosial yang mewarnai pola interaksi tingkah laku melalui proses pertukaran.