Hakikat syukur adalah sebagai ungkapan ucapan terima kasih. Ungkapan berupa ucapan di dalam hati secara tulus dan mengatakannya di dalam lisan, dapat pula diartikan langsung dalam bentuk perbuatan yaitu berupa berbuat baik terhadap diri sendiri dan orang lain. Sebagaimana yang dilakukan masyarakat Botolambat dalam kegiatan tradisi munggah molo yaitu selamatan yang dilakukan pada saat proses mengiringi dinaikannya atap pada saat membuat rumah. Munggah molo merupakan salah satu bentuk aktualisasi rasa syukur dalam budaya Jawa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pemaknaan tradisi munggah molo serta untuk mengetahui makna syukur yang terdapat dalam tradisi munggah molo di desa Botolambat kecamatan Kandeman kabupaten Batang. Penelitian ini berjenis penelitian lapangan (field Research) dengan menggunakan pendekatan fenomenologi. Hasil penelitian ini adalah: pertama, Pemaknaan pelaksanaan tradisi munggah molo yang terdapat di desa Botolambat adalah sebagai bentuk kerukunan dan kebersamaan antar masyarakat, sebagai bentuk kehati-hatian, gotong-royong, musyawarah, dan sebagai sumber etika. Kedua, makna syukur yang terdapat dalam tradisi munggah molo di desa Botolambat terdapat dalam prosesi selamatan pada saat pelaksanaan tradisi munggah molo. Selamatan yang dilakukan berupa doa bersama dan bershadaqah. Doa bersama sebagai bentuk ungkapan syukur dalam bentuk lisan dan bershadaqah merupakan bentuk bersyukur dalam perbuatan dengan berbagi kepada orang lain dengan keikhlasan dan ketulusan hati. Dengan bershadaqah juga diharapkan dapat mempererat tali silaturahmi antar masyarakat.