Konsep kebahagiaan manusia: studi komparasi pemikiran Marcus Aurelius dan Al-Ghazali

Abid, Muhamad (2023) Konsep kebahagiaan manusia: studi komparasi pemikiran Marcus Aurelius dan Al-Ghazali. Undergraduate (S1) thesis, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.

[thumbnail of Skripsi_1904016025_Muhamad Abid_Lengkap] Text (Skripsi_1904016025_Muhamad Abid_Lengkap)
Skripsi_1904016025_Muhamad Abid_Lengkap Tugas Akhir - Muhamad Abid UIN Walisongo Semarang.pdf - Accepted Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.

Download (1MB)

Abstract

Kebahagiaan menjadi bagian komponen terpenting dalam kehidupan manusia, sebab dengan kebahagiaan seseorang dapat merasakan ketenangan dalam hidup. Namun terkadang dari sekian orang yang keliru dalam mengartikan dan menggapai kebahagiaan. Orang yang selalu mencari kebahagiaan berupa kesenangan duniawi ternyata cenderung membuat orang lupa akan kehidupan setelah kematian. Marcus Aurelius, merupakan seorang Kaisar Romawi yang membahas kebahagiaan melalui karyanya, yaitu Meditasi. Al-Ghazali, mengarang Kitab Kimiya’us Sa'adah (Kimia Kebahagiaan) dan. Penulisan ini bertujuan untuk menguraikan makna kebahagiaan menurut Marcus Aurelius dan Al-Ghazali, menjelaskan langkah-langkah untuk mencapai kebahagiaan menurut Marcus Aurelius dan Al-Ghazali, serta persamaan dan perbedaan konsep kebahagiaan dari Pemikiran Pemikiran dua karakter. Jenis penulisan ini adalah penelitian (library research) kepustakaan, dengan pendekatan penulisan kualitatif. Dengan sumber data primer adalah buku Terjemahan oleh Kimiya As Sa'adah dan terjemahan Meditations. nAalisis data dalam penulisan ini berupa deskriptif, content analysis, serta komparatif. Hasil penelitian menjelaskan bahwa kebahagiaan menurut al-Ghazali ialah ketika seseorang melakukan sesuatu berdasarkan kodratnya, dan kodrat dari semua itu berdasarkan tujuan manusia di ciptakan, baik bersifat jasmaniah maupun rohaniah. Sedangkan menurut Marcus Aurelius bahwa kebahagiaan bukanlah tujuan akhir kehidupan, tetapi hasil dari hidup dengan benar dan bijaksana. Ia percaya bahwa kebahagiaan adalah hasil dari sikap dan tindakan dalam kehidupan sehari-hari dan dapat dicapai oleh siapa saja yang mau mengamalkannya. Kedua tokoh tersebut memiliki persamaan tentang kebahagiaan, dimana keduanya sama-sama berpandangan bahwa kehidupan didunia ini hanya sementara. Adapun perbedaan keduanya, mereka berbeda dari latar belakang sumber ajaran. Dimana Marcus Aurelius pemikirannya berangkat dari ajaran Stoisisme nya, sedangkan Al-Ghazali berangkat dari ajaran Tasawuf.

Item Type: Thesis (Undergraduate (S1))
Uncontrolled Keywords: Al-Ghazali; Marcus Aurelius; Kebahagiaan
Subjects: 100 Philosophy and psychology > 101 Theory of philosophy
Divisions: Fakultas Ushuluddin dan Humaniora > 76237 - Aqidah Filsafat Islam
Depositing User: Fahrurozi Fahrurozi
Date Deposited: 05 Dec 2024 03:19
Last Modified: 05 Dec 2024 03:19
URI: https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/25406

Actions (login required)

View Item
View Item

Downloads

Downloads per month over past year

View more statistics