Menurut Aristoteles bahwa tujuan manusia hidup adalah mencari kebahagiaan dan kebahagiaan merupakan persoalan fundamental sebagai tujuan manusia, serta menurut pandangan Barat manusia modern memang lebih cenderung bersifat material dengan orientasi cenderung konsumtif untuk mendapatkan kepuasan dan kesenangan, sehingga terkadang dapat menghalalkan segala cara agar sisi materinya terpenuhi. Hal ini juga terjadi dikalangan mahasiswa Aqidah dan Filsafat Islam UIN Walisongo Semarang angkatan 2020. Salah satu referensi konsep kebahagiaan yang dapat dijadikan rujukan adalah dari imam al-Ghazālī, yang mana orientasi kebahagiaannya bukan hanya alam materi saja, namun bagaimana nantinya dapat bermuara pada kebahagiaan yang sejati yaitu, ma’rifātullah. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui bagaimana konsep kebahagian mahasiswa Aqidah dan Filsafat Islam UIN Walisongo semarang angkatan 2020, dan bagaimana konsep kebahagiaan mahasiswa Aqidah dan Filsafat Islam UIN Walisongo Semarang angkatan 2020 dalam perspektif filsafat kebahagiaan al-Ghazālī. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif dan menerapkan penelitian lapangan. Sumber datanya terdiri dari primer dan sekunder, data primer bersumber dari konsep filsafat kebahagiaan al-Ghazālī dalam terjemahan kitab kimiyā’us sa’ādah karya KH. Ahmad Mustofa Bisri dengan judul Proses Kebahagiaan, kemudian diinventarisasi yang nantinya akan digunakan sebagai bahan wawancara kepada mahasiswa Aqidah dan Filsafat Islam UIN walisongo semarang angkatan 2020. Adapun metode pengumpulan datanya dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Tehnik analisis datanya terdiri dari reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil dari penelitian ini adalah, kebahagiaan menurut mahasiswa Aqidah dan Filsafat Islam UIN Walisongo Semarang angkatan 2020 adalah, adanya rasa puas pada diri sendiri, tidak selalu didapat dalam sekejap namun juga butuh proses, melakukan apapun tanpa merasa terbebani, dan keselarasan antara batin dan jiwa untuk tujuan yang sama, sedangkan kebahagiaan mahasiswa Aqidah dan Filsafat Islam UIN Walisongo semarang angkatan 2020 dalam perspektif al-Ghazālī adalah pentingnya mengenal diri sendiri yang bukan hanya soal fisik semata namun juga harus memahami karakter-karakter yang melekat pada diri karena mengenal diri secara lebih dalam pada ahir tujuannya untuk mengenal Tuhannya. Selain itu dapat disimpulkan juga jika konsep kebahagiaan mahasiswa Aqidah dan Filsafat Islam UIN Walisongo Semarang angkatan 2020 terdapat kesesuaian dari konsep filsafat kebahagiaan al-Ghazālī dalam kimiya’us sa’adah terjemahan KH. Ahmad Mustofa Bisri, hal ini dapat dilihat dari terpenuhinya kebahagiaan baik yang bersifat jasmani maupun rohani, yang bersifat jasmani misalnya terpenuhinya kebutuhan dasar biologisnya mulai dari makan, minum, tidur dan memiliki barang kebutuhan mulai dari hp, kendaraan maupun uang yang mencukupi, selain itu dari sisi pemenuhan kebahagiaan yang bersifat rohani adalah pengendalian hati dari hawa nafsu maupun angkara murka dengan berbagai caranya mulai dari bersyukur, sabar, ikhlas, senang berbagi kepada sesama, intropeksi dalam prilaku keseharin dan lainnya.