Nilai-nilai peradamaian hendaknya ditanamkan kepada masyarakat Indonesia khususnya kaum muda untuk menyikapi kasus dan konflik SARA yang terjadi di Indonesia. Penanaman nilai damai dengan pendidikan perdamaian bagi kaum muda tidak hanya ada di bidang pendidikan formal saja. Terdapat komunitas-komunitas di Indonesia yang menyelenggarakan pendidikan perdamaian yang kegiatannya terangkum kedalam peace camp. Setiap komunitas pastilah memiliki perbedaan strategi dalam penanaman nilai-nilai damai kepada para pesertanya.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai-nilai damai yang ditanamkan kepada peserta peace camp serta persamaan dan perbedaan strategi untuk menanamkan nilai-nilai tersebut kepada para pesertanya. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif komparatif dengan objek penelitiannya adalah peace camp Pondok Damai dari PELITA Semarang dan SIPC dari YIPC Regional Yogyakarta. Penelitian ini mengacu kepada teori dari Erik Lincoln dan Irfan Amalee tentang 12 Nilai Dasar Perdamaian. Data yang diperoleh didapatkan dari observasi langsung, wawancara kepada panitia dan alumni peace camp serta dokumentasi dari arsip kegiatan. Hasil dari penelitian ini adalah nilai-nilai damai yang ditanamkan dalam Pondok Damai adalah menerima diri, menghilangkan prasangka, memahami dan menerima keragaman, dan menghindari kekerasan. Kemudian dalam SIPC nilai- nilai tersebut adalah, berdamai dengan Allah, berdamai dengan sesama, berdamai dengan diri sendiri dan berdamai dengan lingkungan. Persamaan strateginya yaitu dengan dialog lintas iman, kegiatan dengan panjang waktu yang sama, kegiatan yang diselingi dengan game, kuota peserta setiap periodenya dibatasi 25-30 peserta, dan kegiatannya menggunakan kurikulum yang sama setiap tahunnya. Perbedaan strateginya mulai dari tempat kegiatan, latar belakang para peserta, pembagian sesi yang berbeda, kriteria fasilitator yang berbeda, serta penjelasan yang berdasarkan dengan kitab suci dan dengan tokoh agamanya langsung.