Relasi sosial merupakan rangkaian yang terbentuk dari interaksi individu maupun kelompok yang menghasilkan tingkah laku saling berkerja sama. seperti dua agama yang berbeda kepercayaan hidup berdampingan dalam satu lingkungan menjadi sebuah fenomena sosila yang tidak asing lagi di mata masyarakat Indonesia. Indonesia adalah negara majemuk yang memiliki latar belakang beranekaragam salah satunya yaitu agama. Tidak sedikit terjadi konflik antar agama yang beranggapan agama merekalah yang paling benar.
Keberadaan bangunan Asrama Muslimat NU 2 Jawa Tengah yang bertetangga dengan pengurus gereja serta berdekatan dengan Gereja Santo Henricus Ngaliyan Semarang tidak menjadikan kedua pelah pihak terjadi konflik, hubungan asrama dan gereja terlihat harmonis hal tersebut penarik penulis untuk meneliti bagaimana relasi yang terjadi antara santri asrama dan pengurus gereja serta faktor apa yang menjadikan relasi sosila antara asrama dan gereja.
Riset ini menggunakan metode penelitian kulitatif menggunakan landasan berfikir Max Weber (objectivity in social science 1904) dengan terjadinya tindakan sosial serta menggunakan pendekatan fenomenologi, dianalisis secara diskriptif, data primer di dapatkan melalui observasi lapangan, wawancara mendalam dengan tokoh masing-masing agama, masyarakat dan pemerintah kelurahan. Data sekunder di dapatkan melalui dokumentasi, buku dan internet.
Hasil penelitian menunjukakan relasi sosial yang terjadi antara santri asrama muslimat NU 2 Jawa Tengah dengan pengurus Gereja Santo Henricus Ngaliyan Semarang merupakan hubungan sosial positif, sehingga terbentuknya pola relasi sosial kerjasama, akomodasi, asimilasi. Faktor yang mendorong terjadinya relasi yaitu simpati, pluralisme, timbal balik, dan motivasi.