Kontekstualisasi penafsiran ayat-ayat penistaan agama perspektif hermeneutika double movement Fazlur Rahman

Rozaq, Abdul (2023) Kontekstualisasi penafsiran ayat-ayat penistaan agama perspektif hermeneutika double movement Fazlur Rahman. Undergraduate (S1) thesis, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.

[thumbnail of Skripsi_1704026159_Abdul_Rozaq] Text (Skripsi_1704026159_Abdul_Rozaq)
1704026159_ABDUL_ROZAQ_FULL_SKRIPSI - abdul rozaq.pdf - Accepted Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.

Download (1MB)

Abstract

Tema penistaan agama di Indonesia merupakan perdebatan yang tidak ada habisnya, terutama sesudah orasi yang diunggah ke media sosial oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaya Purnama, yang diduga menghina Al-Quran karena komentarnya pada surat QS. Al-Maidah ayat 51. Jawaban yang diterima berbeda-beda, ada yang menganggap orasi Ahok mengandung pelecehan agama dan ada yang berpendapat tidak ada. Kontroversi semakin liar ketika orang-orang yang dituduh melakukan penistaan agama angkat bicara, kemudian dituduh mencemooh keyakinanannya sendiri. Jika kita flashback kembali, permasalahan-permasalahan terkait penistaan agama juga banyak terjadi pada utusan-utusan Allah masa lampau ketika berdakwah. Fokus penelitian ini adalah pertama, menjawab historisitas ayat penistaan agama dan kedua, menjelaskan interpretasi dari ayat-ayat tersebut perspektifFadzul Rahman.
Kajian ini bersifat kepustakaan (library-reseach) dan menggunakan sumber pokok (Qur’an dan Hadits) serta sumber pendukung (karya-karya pendukung yang terkait dengan tema penelitian yakni metode hermeneutika “double movement” Fazlur Rahman). Bahan yang telah terkumpul dianalisa secara deskriptif-analsis dan contennt-analsis.
Hasil penelitian menunjukkan sebetulnya corak penghinaan agama di Qur’an secara historis terbagi menjadi beberapa point, diantarannya: mempermainkan hukum Allah, menghina utusan Allah, menghina orang-orang muslim. Selain menjelaskan bentuk-bentuk penistaan tersebut, Al-Qur’an juga menjelaskan terkait larangan menghina sesama mulim maupun Non-Muslim. Ide moral dari gagasan hermeneutika “Double movement” yang terkandung dalam ayat-ayat penistaan agama tersebut ialah segala bentuk, tindakan dan perilaku yang tidak menempatkan agama pada tempatnya dan penyelewengan terhadapnya, baik itu bersifat langsung maupun tidak langsung bisa dikatakan penistaan agama, begitu juga dengan relasi terhadap non-muslim. Apabila non-muslim tersebut tidak bisa menjaga sikap toleransi dan muslim tersebut membiarkannya bahkan malah mendukungnya maka muslim tersebut bisa dikatakan menistakan Agama. Pasalnya, kemaslahatan yang diperoleh tak berbanding terbalik dengan kemudharatannya yakni intoleransi yang menjauhkan masyarakat dari semangat perdamaian.

Item Type: Thesis (Undergraduate (S1))
Uncontrolled Keywords: Fazlur Rahman; double movement; penistaan agama
Subjects: 200 Religion (Class here Comparative religion) > 290 Other religions > 297 Islam and religions originating in it > 297.1 Sources of Islam > 297.12 Al-Quran and Hadith > 297.122 Al-Quran > 297.1226 Interpretation and Criticism
Divisions: Fakultas Ushuluddin dan Humaniora > 76231 - Ilmu Al-Quran dan Tafsir
Depositing User: Bahrul Ulumi
Date Deposited: 18 Dec 2024 07:56
Last Modified: 18 Dec 2024 07:56
URI: https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/25479

Actions (login required)

View Item
View Item

Downloads

Downloads per month over past year

View more statistics