Studi komparatif penafsiran Muhammad Husain Thabathaba’i dan M.Quraish Shihab terhadap Surat Al-Kahfi Ayat 46
Arinanti, Berda Rhomadona (2023) Studi komparatif penafsiran Muhammad Husain Thabathaba’i dan M.Quraish Shihab terhadap Surat Al-Kahfi Ayat 46. Undergraduate (S1) thesis, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.
1804026030_Berda Rhomadona A_Lengkap Tugas Akhir - Shyva Istiqomah(1).pdf - Accepted Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.
Download (1MB)
Abstract
Penelitian ini di latar belakangi oleh adanya perbedaan penafsiran para ulama terhadap surat al-Kahfi ayat 46 yang membahas mengenai harta, anak, dan al-baqiyyat ash-shalihat. Penelitian ini memfokuskan pada penafsiran M. Husain Thabathaba’i dan M. Quraish Shihab. Skripsi ini menyajikan penelitian tentang persaman serta perbedaan perbandingan sifat dunia dan akhirat menurut mufassir M. Husain Thabathaba’i dan M. Quraish Shihab, serta relevansi penafsirannya di masa sekarang.
Penulisan skripsi ini menggunakan metode muqaran (komparasi). Pendekatan penelitian ini kualitatif yang bersifat studi kepustakaan (library research), data yang digunakan peneliti adalah Tafsir al-Mizan (al-Mizan fi Tafsir al-Qur’an) karya Muhammad Husain Thabathaba’I dan Tafsir al-Misbah karya M. Quraish Shihab sebagai sumber data primer. Sedangkan data sekunder yang digunakan penulis meliputi tulisan yang berupa buku, jurnal, ataupun artikel.
Penelitian ini menunjukkan bahwa menurut M. Husain Thabathaba’i bahwasanya harta mengandung keindahahan dan manfaat yang banyak, sedangkan anak-anak mengandung unsur kekuatan dan pertahanan, serta al-baqiyat ash-shalihat meliputi sedekah, berjuang di jalan Allah dan membantu kaum sengsara adalah lebih baik di sisi Allah daripada anak-anak. Sedangkan menurut M. Quraish Shihab yaitu harta dan anak-anak hanya perhiasan sementara dan sifatnya tidak kekal sedangkan al-baqiyyat ash-shalihat meliputi dzikir, shalat, dan amal shaleh lainnya. Persamaan dari penafsiran M. Husain Thabathaba’i dan M. Quraish Shihab yaitu harta dan anak-anak hanya perhiasan sementara dan sifatnya tidak kekal sedangkan al-baqiyyat ash-shalihat sudah jelas bahwa amalannya lebih kekal dibandingkan dunia dan seisinya. Persamaan lain dari kedua mufassir ini yaitu mereka sama-sama merujuk pada ulama’ terdahulu bahwasanya yang dimaksud al-baqiyyat ash-shalihat adalah dzikir yaitu “Subhanallah wal hamdulillah wala ilaha illaallah wa allahu akbar”.
Adapun perbedaannya dari menjelaskan kedudukan harta dan anak Thabathaba’i menekankan pada aspek fungsi sedangkan Quraish Shihab menekankan pada ketidak kekalannya memaknai harta dan anak-anak. Perbedaan kedua dalam memaknai al-baqiyyat ash-shalihat yaitu Thabathaba’i menyebutkan tiga amal shaleh yaitu sedekah, berjuang di jalan Allah, membantu orang yang sengsara, sedangkan Quraish Shihab menyebut semua amal shaleh. Relevansi penafsiran dari kedua muffasir menyebutkan bentuk-bentuk al-baqiyyat ash-shalihat dan kemanfaatannya untuk akhirat, kedua muffasir tersebut menyatakan bahwa potensi positif harta dan anak bagi manusia sekaligus menjelaskan bahwa keduanya tidak kekal. Penafsiran dari dua ulama ini menjadi sumber referensi kedudukan dan hakikat harta, anak, serta al-baqiyyat ash-shalihat.
Item Type: | Thesis (Undergraduate (S1)) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Harta; anak; al-baqiyyat ash-shalihat; M. Husain Thabathaba’i; M. Quraish Shihab. |
Subjects: | 200 Religion (Class here Comparative religion) > 290 Other religions > 297 Islam and religions originating in it > 297.1 Sources of Islam > 297.12 Al-Quran and Hadith > 297.122 Al-Quran > 297.1226 Interpretation and Criticism |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin dan Humaniora > 76231 - Ilmu Al-Quran dan Tafsir |
Depositing User: | Bahrul Ulumi |
Date Deposited: | 20 Dec 2024 07:53 |
Last Modified: | 20 Dec 2024 07:53 |
URI: | https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/25488 |
Actions (login required)
Downloads
Downloads per month over past year