Kritik atas pemikiran G.H.A. Juynboll terhadap ketidakotentikan hadis syair tercela

Baharuddin, Mochammad Achwan (2022) Kritik atas pemikiran G.H.A. Juynboll terhadap ketidakotentikan hadis syair tercela. Dr/PhD thesis, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.

[thumbnail of Disertasi_1500039023_Mochammad_Achwan_Baharuddin] Text (Disertasi_1500039023_Mochammad_Achwan_Baharuddin)
Disertasi_1500039023_Mochammad_Achwan_Baharuddin.pdf - Accepted Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.

Download (2MB)

Abstract

G.H.A Juynboll berpendapat hadis sastra tercela; perut berisi nanah lebih baik dari pada diisi dengan syi’ir, tidak otentik bersumber dari Nabi. Alasannya adalah (1) hadis tersebut memiliki common link bernama Sulaimān bin Mihran al-A’Masy (w 147/764) yang diduga membuat hadis tersebut, dan (2) kemunculan hadis tersebut dilatari dengan posisi sastrawan yang tidak menguntungkan pada awal masyarakat Islam. Studi ini bermaksud untuk menjawab pertanyaan: (1) Mengapa G.H.A Juynboll lebih menempatkan Sulaiman al-A’masy sebagai common link dibandingkan dengan perawi lainnya? (2) Bagaimana kualitas sanad hadis perut berisi nanah lebih baik dari pada diisi dengan syi’ir? (3) Bagaimana kualitas matan hadis perut berisi nanah lebih baik dari pada diisi dengan syi’ir? Pertanyaan-pertanyaan tersebut dikaji melalui: (1) kajian tokoh dan data kepustakaan (Library Research) (2) pendekatannya adalah tematis, otobiografi dan analisis taxonomy.
Hasil kajian ini menunjukkan: (1) Sulaiman al-A’masy dipilih G.H.A Juynboll sebagai common link berdasar atas pembacaan yang tidak menyeluruh terhadap jalur periwayatan. Pemilihan tersebut juga memperlihatkan inkonsistensi G.H.A Juynboll terhadap konsep common link dan sumber-sumber yang dijadikan acuan. (2) Rangkaian sanad hadis sastra tercela terkategorikan sebagai hadis mutawatir karena melalui 5 jalur sahabat yang terkonfirmasi kesejarahannya; Abū Hurairah, Sa’d bin Abī Waqqāṣ, Abī Sa’d al-Khudrī, Ibn Umar dan Jābir bin Abdillāh dan ditopang dengan rangkaian perawi yang muttaṣil serta sebagian besar adil dan ḍābit. (3) Redaksi hadis dapat diterima historisitasnya dan tidak bertentangan dengan konteks kesusasteraan Arab masa Nabi. Kandungan hadis menginformasikan tuntutan para penyair untuk merubah ideologi dan fungsi sastra yang senada dengan visi-misi keislaman.

ABSTRACT:
G.H.A Juynboll argues that literary Tradition unfriendly ‘a pus-filled stomach is better than being filled with shi'ir’ is not authentically sourced from the Prophet. He argues that this is due to (1) the Tradition has a common link named Sulaimān ibn Mihran al-A'Masy (d 147/764) who is suspected of creating the Tradition by himself, and (2) the Tradition emerged at the time of the poet's unfavorable position in early Islamic society. This study aims to answer the questions: (1) Why did G.H.A Juynboll choose Sulaiman al-A'masy as common link rather than other narrators? (2) How is the quality of the isnad bundle of the Tradition ‘a pus-filled stomach is better than being filled with shi'ir’? (3) How is the quality of matan of the Tradition ‘a pus-filled stomach is better than being filled with shi'ir’? These questions were studied through (1) character studies and literature data (Library Research), and (2) the implementation of thematic, autobiography, and taxonomy analysis approaches.
The result of this study concludes that (1) Sulaiman al-A'masy was chosen by G.H.A Juynboll as a common link due to the incomplete reading of the transmission line. This choice shows the inconsistency of G.H.A Juynboll towards the common link concept and the sources used as the reference, (2) The isnad bundle of the unfriendly literary Tradition is categorized as a mutawatir Tradition because it went through the transmission lines of Abū Hurairah, Sa’d bin Abī Waqqāṣ, Abī Sa’d al-Khudrī, Ibn Umar and Jābir bin Abdillāh’s and it was confirmed historically. The narrators of the Tradition were connected (muttashil) and confirmed their credibility (fairness) and their ḍābits, and (3) The editorial of the Tradition can be accepted for its historicity and does not conflict with the context of Arabic literature. The content of the Tradition informs the demands of the poets to change the ideology and function of literature in line with the Islamic vision and mission.

Item Type: Thesis (Dr/PhD)
Uncontrolled Keywords: Juynboll, G.H.A.; Syair tercela; Autentifikasi Hadis
Subjects: 200 Religion (Class here Comparative religion) > 290 Other religions > 297 Islam and religions originating in it > 297.1 Sources of Islam > 297.12 Al-Quran and Hadith > 297.125 Hadits > 297.1251 Study of Text of Hadith
Divisions: Program Pascasarjana > Program Doktor (S3) > 76003 - Studi Islam (S3)
Depositing User: Miswan Miswan
Date Deposited: 02 Jan 2025 07:51
Last Modified: 02 Jan 2025 07:51
URI: https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/25498

Actions (login required)

View Item
View Item

Downloads

Downloads per month over past year

View more statistics