Pemberitaan yang disajikan dalam website Kementerian Agama Kantor Wilayah Jawa Tengah yang merupakan induk atau pusat informasi dalam instansi keagamaan, seharusnya dapat membackup seluruh informasi dari lingkup wilayah Kementerian yang ada di Jawa Tengah. Pihak humas yang dianggap sebagai pihak internal harus mampu membranding pemberitaan yang disajikan secara lebih informatif dan akurat sesuai dengan kondisi yang sesungguhnya dari berbagi wilayah di Jawa Tengah.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan metode deskriptif menggunakan teknik wawancara, bertujuan untuk menganalisis pemberitaan yang ada di website Kantor Wilayah Kementerian Agama Jawa Tengah yang didasarkan pada pemberitaan yang dilakukan pada bulan September yang terhitung dari tanggal 1-15 September 2023. Kemudian penulis mengkaji data lebih dalam menggunakan teknik wawancara dengan pihak humas yang terdiri dari enam orang, yang keseluruhanya harus dapat membackup segala informasi yang ada diwilayah Jawa Tengah.
Hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut adalah, pemberitaan yang dilakukan oleh pihak humas di Wilayah Kementerian Agama Jawa Tengah dalam publikasi website menggunakan teknik kepenulisan pola piramida terbalik dengan model straight news. Kemudian untuk kekurangan dari pemberitaan yang disajikan dalam website tersebut berdasarkan analisa penulis terdiri dari, kurang konsistenya pihak humas dalam pembublikasian berita melalui website. Pemberitaan yang dilakukan masih menggunakan sistem random dan acak tidak berdasarkan jenis tanggal. Penulisan pemberitaan yang kurang baku dan terkesan monoton. Pihak humas hanya mempublikasikan pemberitaan yang bersifat mengulang dari beberapa kantor kementerian Agama di Wilayah Jawa Tengah tanpa membuat pemberitaan dalam sudut pandang lain, atau tidak memparafrasekan ulang tulisan pemberitaan yang sudah terposting lebih dahulu di website Kementerian Agama lainya, sehingga website tersebut terkesan monoton, serta tidak adanya unsur pembaharuan dalam teknik kepenulisan pemberitaan. Tidak melakukan proses wawancara secara langsung, sehingga pemberitaan kurang bersifat akurat karena tidak adanya narasumber. Kurangnya pemahaman materi dasar jurnalistik yang dilakukan oleh pihak humas sehingga teknik kepenulisan pada beritaan online melalui website belumlah optimal. Sistematika pemberitaan yang disajikan melalui website belum berjalan sesuai aturan jam posting, tidak terjadwal, dan belum memiliki stategi dateline konsep pempostingan.