Kehadiran Covid-19 berimbas pada banyak aspek salah satunya penyelenggaraan ritual ibadah. Ibadah haji yang prosesinya melibatkan jutaan orang juga terdampak karena bila diselenggarakan berpotensi menjadi episentrum penyebaran Covid-19. Pemerintah Saudi selaku tuan rumah melakukan penangguhan penerbangan internasional serta tidak segera memberikan kepastian membuat pemerintah Indonesia mengambil langkah dengan memutuskan penundaan keberangkatan ibadah haji di tahun 2020-2021. Keputusan pembatalan haji ini disambut negatif oleh masyarakat karena berdampak negatif bagi waiting list ibadah haji di Indonesia. Imbas dari penundaan ini memunculkan opini negatif dari berbagai kalangan sehingga bila tidak ditangani dengan baik dapat mengancam citra dan reputasi yang selama ini dibangun oleh Kemenag RI. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengkaji komunikasi krisis Kemenag RI guna memulihkan reputasi pasca pembatalan keberangkatan jemaah haji tahun 2020-2021.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teori tahapan strategi respon krisis serta teori pemulihan reputasi Image restoration theory (IRT) yang dicetuskan oleh William Benoit. Sementara itu, metode yang digunakan penulis ialah penelitian kualitatif deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan dalam memulihkan reputasi, beberapa penerapan strategi IRT yang dilakukan oleh Kemenag RI yakni dengan melakukan permohonan maaf kepada publik, good intentions dengan mengupayakan persiapan rancangan keberangkatan ibadah haji meskipun akhirnya pemerintah Saudi menangguhkan keikutsertaan jemaah internasional serta memberikan kompensasi dengan mengizinkan jemaah untuk melakukan penarikan setoran awal dan tidak membebankan biaya kenaikan Bipih kepada jemaah lunas tunda yang berangkat di tahun 2022 serta 2023.