Fenomena ini dilatar belakangi oleh perbedaan pelaksanaan tradisi haji di setiap daerah, kemudian dari perbedaan tersebut menimbulkan makna dari setiap esensi lahirnya tradisi. Hal tersebut menjadikan penulis ingin mengkaji tentang makna simbolik tradisi munjung kaji dan mapag kaji di Losarang Indramayu.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis tentang tradisi munjung kaji dan mapag kaji khusus pada masyarakat Losarang Indramayu. Metode yang digunakan yaitu kualitatif deskriptif berjenis lapangan (field reseacrh), dengan pendekatan antropologis. Data diperoleh dengan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Untuk menjaga kredibilitas dan keabsahan data digunakan triangulasi sumber dan teknik. Data primer berasal dari wawancara tokoh masyarakat, tokoh agama, jamaah haji dan masyarakat Losarang yang terlibat dalam tradisi munjung kaji dan mapag kaji. Sedangkan data sekundernya berasal dari dokumen, arsip, dan foto pada kegiatan tradisi munjung kaji dan mapag kaji. Teknik analisis data menggunakan model Miles dan Huberman yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa munjung kaji dan mapag kaji di Desa Losarang Indramayu merupakan kebiasaan sosial budaya yang diwariskan oleh nenek moyang sejak jaman dahulu, dimulai dari setengah bulan keberangkatan ke tanah suci, ada tiga tahapan sebelum jamaah memulai munjung kaji. Yang pertama jamaah melakukan walimatusafar bersama masyarakat di sekitar dan keluarga, yang kedua jamaah melakukan syukuran bersama keluarga inti, yang terakhir tahap pemberangkatan dalam perjalanan menuju asrama haji, serta munjung kaji yaitu ketika jamaah telah kembali ke tanah air.