Strategi komunikasi merupakan kemampuan seseorang untuk menyampaikan pesan ajaran agama Islam dengan menggunakan teknik atau metode khusus yang dapat diterima di dalam masyarakat. Strategi komunikasi diperlukan oleh seorang dai agar dapat menyampaikan pesan dengan memperhatikan karakteristik pendengarnya dan dapat diterima dengan baik apa yang disampaikan oleh seorang dai.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif, yaitu peneliti yang memaparkan atau menggambarkan objek penelitian secara objektif sebagai realita sosial, serta memaparkan bagaimana perencanaan, penerapan, dan evaluasi strategi dakwah yang telah dilakukan KH. Abdurrohim (Ki Joko Goro-Goro) dalam menjaga eksistensinya di kalangan dai/mubaligh. Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti kondisi objek yang alamiah.
Hasil penelitian menemukan bahwa Strategi Komunikasi Ki Joko Goro-Goro menggunakan seni dan budaya. Penggunaan seni dan budaya dilakukan dengan meniru gaya sunan kali jaga yang membuat jamaah tidak merasa jenuh karena terdapat hiburan maupun kesenian yang disampaikan oleh Ki Joko Goro-Goro. Eksistensi Ki Joko Goro-Goro dengan menggunakan seni dan budaya pada era modern dapat diketahui masih tetap eksis hingga saat ini padahal perkembangan teknologi sudah semakin canggih. Sebab pertama, karena antusias para jamaah berkeinginan untuk mendapatkan keberkahan dari pendakwahnya yang membuat Ki Joko Goro�Goro masih tetap eksis, kedua, dakwah Ki Sunan Kalijaga dengan menggunakan Media Wayang tidak akan dapat tergantikan oleh dakwah online atau secara modern, karena para pendakwah biasanya rutin melakukan pengajian di majelis ta’lim karena menurut mereka itu lebih menarik dibandingkan dengan secara modern, ketiga, karena masih banyak masyarakat yang tidak paham teknologi.