Dalam menganalisa karya sastra tak hanya terbatas pada penilaian bahasa, ekspresi ataupun materinya semata, lebih jauh karya sastra juga bisa dianalisa dari nilai estetika, sosial, moral, pendidikan, bahkan nilai-nilai agama. Novel Kembara Rindu karya Habiburrahman Al Shirazy ialah novel yang kaya akan nilai-nilai dakwah.
Novel ini mempunyai kisah yang inspiratif seperti keberanian, tanggungjawab, kasih sayang keluarga, kerja keras, menerima takdir, serta keikhlasan. Seluruh kisah tersebut merujuk pada satu tujuan yakni mencapai kehidupan yang berkah dan tak lepas dari penilaian Allah. Ada tiga kelebihan utama pada novel ini yang mampu menjawab kritikan yang dialamatkan pada sastra Islami: 1) karya ini mampu mengoptimalkan pemakaian unsur-unsur sastra: tema, alur, tokoh, serta penokohan dengan baik; 2) karya ini memakai gaya bahasa yang baik, dilukiskan melalui istilah “kembara rindu”; dan 3) karya ini mampu menyajikan tema keislaman tanpa terjebak kecenderungan “mendakwahi atau moralis”.
Tujuan penelitian ialah menugngkap nilai-nilai dakwah dalam novel perspektif strukturalisme. Kajian ini termasuk jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan struktural, yaitu sebuah pendekatan penelitian sastra yang melihat karya sastra sebagai suatu hal yang mandiri, serta mempunyai sebuah struktur yang otonom.
Data penelitian diperoleh langsung dari sumber utama yakni novel Kembara Rindu karya Habiburrahman El Shirazy, yang dihimpun melalui teknik studi dokumentasi. Selanjutnya data dianalisa melalui reduksi data, display data, serta pengambilan simpulan. Temuan analisis menerangkan 1) novel Kembara Rindu mempunyai keutuhan struktural, sebab tiap unsur instrinsik saling berkait berkelindan secara harmonis. 2) Ditelaah dari pendekatan struktural perpaduan nilai estetika Islam dan nilai dakwah tergambar dalam a) “mengingat serta mengabdi pada Allah suatu kebahagian yang tiada taranya” yang menunjukkan aspek akidah (iman pada Allah, Rasull, dan Takdir); b) “pertemuan hamba dengan khalik memberikan puspa ragam pembayangan” menunjukan aspek syariah (berdoa, solat, mengaji, menuntut ilmu, dan dzikir); dan c) “Perjalanan hidup insan adalah pembentukan nasibnya” menunjukkan aspek akhlak (bersyukur, berusaha, ikhlas, silaturhami, patuh, penyantun, dan jujur).