Dalam pelaksanaan ibadah haji dan umrah, masih terdapat banyak individu dari berbagai kalangan yang belum sepenuhnya memahami tata cara ritual ini sesuai dengan syari’at Islam. Untuk mengatasi permasalahan ini, penulis merasa penting untuk memberikan penjelasan yang lebih mendalam tentang ibadah haji dan umrah. Salah satu cara untuk mencapai tujuan ini adalah dengan mengkaji karya KH. Hasyim Asy’ari, yakni kitab al-Manasik al-Shughra li Qashid Umm al-Qura, yang secara rinci menjelaskan fiqih haji dan umrah. KH. Hasyim Asy’ari adalah ulama besar dari Indonesia yang banyak dikenal melalui karya-karyanya. Kitab ini diharapkan dapat dijadikan sebagai pedoman pembelajaran di Program Studi Manajemen Haji dan Umrah. Ibadah haji dan umrah sangat penting dengan adanya berbagai pemikiran yang menganalisis dan merekonstruksi pemahaman tentang ibadah ini dengan cara yang logis dan kritis.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana corak pemikiran KH. Hasyim Asy'ari dalam kitab al-Manasik al-Shughra li Qashid Umm al-Qura tentang haji dan umrah adalah untuk memberikan panduan yang komprehensif dan sistematis bagi umat Islam dalam menjalankan ibadah haji dan umrah. Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan model pendekatan Library Research dengan pendekatan hukum fiqih sebagai sumber data yang digunakan.
Hasil penelitian dari pemikiran KH. Hasyim Asy'ari dalam kitab tersebut adalah menyediakan panduan yang sangat berguna bagi umat islam untuk melaksanakan haji dan umrah dengan benar dan penuh kekhusyukan. Beliau menitikberatkan pada pentingnya pengetahuan yang tepat dan praktek yang benar dalam menjalankan ibadah ini, sehingga umat Islam dapat merasakan ibadah yang agung ini. Di dalam kitab al-Manasik al-Shughra li Qashid Umm al-Qura pemikiran beliau banyak merujuk pada pendapat Imam Syafi’i terbukti bahwa problem fiqih haji dan fiqih umrah di dalam kitabnya dari 52 sub pembahasan yang sejalan dengan Imam Syafi’i ada 12 sub pembahasan, 37 sub pembahasan sejalan dengan Imam lain atau Imam empat madzhab dan jumhur ulama, 2 sub pembahasan mengenai hukum haji fardu kifayah, nadzar dan nafar awal tidak dijelaskan secara rinci.