Kemampuan berbicara dalam konteks dakwah merupakan keterampilan yang esensial bagi santri, namun kemampuan retorika dakwah santri di Pondok Pesantren Askhabul Kahfi Semarang, terutama di tingkat SMP dan MTS, masih perlu ditingkatkan, seperti persiapan dalam materi yang belum matang, penyampaian yang kurang maksimal, dan kurangnya dalam bermain logika, sehingga masih terpacu dengan teks pidato, intensitas kegiatan muhadharah yang dilaksanakan setiap minggunya akan memberikan gambaran kepada santri bagaimana cara berkomunikasi yang baik dan menuangkan nya dalam bentuk ajaran agama atau retorika dakwah. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui seberapa besarnya mengenai adanya pengaruh intensitas dalam kegiatan muhadharah pada kemampuan retorika dakwah santri yang ada di Pondok Pesantren Askhabul Kahfi Semarang.
Pendekatan yang digunakan yaitu kuantitatif dengan jenis survei. Populasinya yakni santri putra & putri kelas 9 & 12 yang mengikuti kegiatan muhadharah dan pernah menjadi inti acara yang berjumlah 134 santri. Sampling dalam penelitian ini berjumlah 40 santri putra & putri yang menggunakan teknik purposive sampling dengan rumus Slovin. Metode penelitian data ini menggunakan kuesioner, wawancara dan dokumentasi. Semua instrument telah memenuhi syarat sebagai syarat pengukuran, karena telah di uji cobakan sehingga telah memenuhi syarat uji validitas menggunakan korelasi Product Moment dan reliabilitas menggunakan Cronbach’s Alpha, serta telah lulus dari uji prasyarat. Analisis data menggunakan Uji-T dan persentase besar pengaruh menggunakan koefisien determinasi (R2).
Hasil penelitian ini mengungkap bahwa uji regresi linier sederhana yang menunjukkan nilai koefisien (X) sebesar 0,729 yang menandakan adanya pengaruh positif intensitas kegiatan muhadharah terhadap kemampuan retorika dakwah. Selanjutnya pada uji-t diperoleh nilai signifikansi 0,00 < 0,05 sehingga menunjukkan bahwa intensitas kegiatan muhadharah berpengaruh positif terhadap kemampuan retorika dakwah santri. Perhitungan koefisien determinasi atau R2 menghasilkan nilai goodness of fit model sebesar 0,572 yang menunjukkan bahwa intensitas kegiatan muhadharah menentukan 57,2% terhadap variabel kemampuan retorika dakwah, sedangkan sisanya sebesar 47,3% dipengaruhi oleh faktor lain seperti kemampuan intelektual dan kemampuan fisik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa intensitas kegiatan muhadharah berpengaruh positif terhadap kemampuan retorika dakwah santri Pondok Pesantren Askhabul Kahfi Semarang sebesar 57,2%. Semakin tinggi intensitas kegiatan muhadharah, maka semakin tinggi pula kemampuan retorika dakwah santri Pondok Pesantren Askhabul Kahfi Semarang.