Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kemunculan pengemis, gelandangan, dan orang terlantar di berbagai wilayah seperti Kota Semarang. Kemunculan pengemis, gelandangan, dan orang terlantar ini disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya yaitu faktor ekonomi berupa permasalahan kemiskinan. Keberadaan mereka yang seringkali dianggap menganggu keamanan, keindahan, ketertiban, serta perilaku mereka yang seringkali menyimpang dari norma-norma yang ada di masyarakat membuat mereka sulit untuk dipercaya dan diterima di masyarakat yang menyebabkan mereka kesulitan untuk mendapatkan lapangan pekerjaan. Pengemis, gelandangan, dan orang terlantar merupakan salah satu penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) karena mereka terhambat untuk menjalankan fungsi sosialnya dengan baik sehingga mereka perlu mendapatkan layanan rehabilitasi sosial. Salah satu Lembaga yang memberikan layanan rehabilitasi sosial adalah Panti Pelayanan Sosial PGOT Mardi Utomo Semarang yang berada dibawah naungan Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah. Panti ini memberikan layanan bimbingan keterampilan bagi pengemis, gelandangan, dan orang terlantar agar mereka memiliki keterampilan yang nantinya dapat dikembangkan untuk memperoleh lapangan pekerjaan sehingga mereka dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri tanpa bergantung kepada pihak lain.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan bimbingan keterampilan untuk mewujudkan kemandirian ekonomi para penerima manfaat di Panti Pelayanan Sosial PGOT Mardi Utomo Semarang. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan studi kasus. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi. Untuk uji keabsahan data menggunakan teknik trianggulasi yaitu trianggulasi teknik dan trianggulasi sumber. Adapun teknik untuk menganalisis data yaitu menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan bimbingan keterampilan terdiri dari beberapa tahap yaitu tahap pendekatan awal, tahap pengungkapan dan pemahaman masalah (assessment), tahap perencanaan pelayanan, tahap pelaksanaan pelayanan, tahap resosialisasi, dan tahap pasca pelayanan. Materi yang diberikan juga beragam seperti menjahit, pertukangan kayu, tata boga, membatik, dan telur asin. Kemudian metode bimbingan keterampilan yang digunakan di panti ini yaitu metode individu dan kelompok. Hasil dari bimbingan keterampilan bahwa sudah terwujud kemandirian ekonomi dari penerima manfaat. Hal ini dibuktikan dengan terlihatnya indikator kemandirian ekonomi pada penerima manfaat, indikator kemandirian ekonomi tersebut yaitu bebas hutang, memiliki keyakinan dalam bisnis, memiliki investasi, mampu mengelola arus kas uang, dan siap mental terhadap gangguan finansial.