“Baik-baik Sayang”, sebuah film drama dengan tema tentang cinta dan kesetiakawanan anak-anak pesantren La Tansa. Film ini disutradarai oleh Iding Sunadi dan Dodi Mawon ini diangkat dari judul lagu yang sama “Baik-baik Sayang” yang dibawakan oleh Wali band, karena lagu tersebut memperoleh RBT 20 juta, rekor MURI dan dunia.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui muatan dakwah apa saja yang terdapat dalam film “baik-baik Sayang” dan untuk mengetahui bagaimana penyampaian dakwah dalam film “Baik-baik Sayang”.
Metode yang dilakukan untuk penelutian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif melalui pengamatan secara menyeluruh terhadap objek penelitian dengan menonton film “Baik-baik Sayang”.
Teknik pengumpulan data yang dilakukan yakni mengidentifikasi sejumlah gambar dan suara yang terdapat pada adegan yang didalamnya terdapat unsur yang menggambarkan realitas dakwah. Data yang terkumpul kemudian dianalisis dengan menggunakan metode semiotika Roland Barthes dengan melakukan pendekatan signifikasi dua tahap, yaitu tahap denotatif dan konotatif. Adapun unit analisis penelitian ini adalah gambar dan suara. Scene yang penulis teliti adalah scene yang mengandung unsur muatan dakwah dalam film “Baik-baik Sayang”.
Berdasarkan data yang telah diteliti, hasil penelitian menunjukan bahwa muatan dakwah dalam film “Baik-baik Sayang” diklasifikasikan menjadi tiga yaitu Aqidah, Syari’ah, dan Akhlak. Pesan Aqidah dalam film ini hanya bidang keimanan kepada Allah. Pesan Syari’ah mencakup pesan ibadah, pesan sosial dan pesan pendidikan. Pesan Akhlaq mencakup bidang akhlaq terhadap keluarga dan akhlaq terhadap sesama.