Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) merupakan fenomena yang banyak terjadi pada perempuan. Kekerasan tersebut terjadi dikarenakan faktor ekonomi, perselingkuhan, dan ketimpangan gender. Dampak yang ditimbulkan di antaranya luka secara fisik, depresi, trauma, merasa tidak berharga, hingga menurunya rasa percaya diri. Kurangnya rasa percaya diri pada perempuan korban kdrt, perlu diberi dorongan dan bantuan. Salah satu upaya yang dilakukan melalui proses konseling kelompok untuk membentuk kepercayaan diri pada perempuan korban KDRT di Lrc-Kjham Semarang. Melalui proses konseling kelompok tersebut para individu (korban) tidak merasa sendiri dan sadar bahwa mereka secara bersama dapat berjuang untuk mengatasi masalah yang dialami.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses konseling kelompok untuk membentuk kepercayaan diri perempuan korban KDRT di Lrc-Kjham Semarang. Metode penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Teknik pengumpulan data berupa wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik validitas data meliputi triangulasi sumber dan triangulasi teknik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses konseling kelompok untuk membentuk kepercayaan diri pada perempuan korban KDRT di Lrc-Kjham Semarang melalui empat tahapan yaitu, tahap pembentukkan, meliputi pembentukkan kelompok, menumbuhkan suasana kelompok, mengungkapkan tujuan dan harapan, serta adanya kontrak perjanjian. Tahap peralihan meliputi meningkatkan kemampuan keikutsertaan anggota dan membahasa agenda atau tema yang akan dilakukan. Tahap kegiatan, meliputi menyampaikan masalah pribadi, saling memberi tanggapan, dan menentukkan bantuan yang akan diberikan. Teknik yang digunakan ialah teknik bercerita, permainan kelompok, membaca puisi, menulis dan kreativitas drama. Tahap akhir, meliputi memberikan kesimpulan dari hasil kegiatan, mengemukakan kesan dan harapan, serta berdiskusi terkait agenda untuk pertemuan selanjutnya. Hasil proses konseling kelompok untuk membentuk kepercayaan diri pada perempuan korban KDRT di Lrc-Kjham Semarang menunjukkan bahwa melalui konseling kelompok korban lebih termotivasi untuk mengungkapkan pendapat, mengambil keputusan positif, serta mengembangkan kepercayaan diri yang lebih kuat. Proses ini juga mendorong mereka merencanakan masa depan yang lebih baik, keluar dari hubungan yang berbahaya, dan mencari peluang baru. Selain itu, mereka belajar strategi koping yang sehat dan memperbaiki kemampuan sosial, seperti kerja sama, empati, dan kemampuan berkomunikasi. Dukungan komunitas terbukti berperan penting dalam pemulihan psikologis dan pengembangan pribadi, sehingga konseling kelompok menjadi alat yang ampuh dalam membantu korban KDRT membangun kembali kehidupan mereka.