Pasien gangguan jiwa memerlukan penanganan khusus agar dapat kembali stabil. Proses pemulihan tidak hanya diperlukan pada fase relaps atau fase krisis gangguan jiwa, tetapi juga diperlukan sampai pada fase recovery. Kondisi recovery merupakan kondisi pasien yang sudah dapat menjalankan fungsi kehidupan yang sesungguhnya. Pada kondisi ini, pasien gangguan jiwa masih perlu menjalani rehabilitasi mental. Salah satu terapi yang digunakan untuk rehabilitasi mental pada proses recovery di Puskesmas Kejobong Purbalingga yaitu melalui terapi hortikultura.
Tujuan penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan dan menganalisis kondisi pasien recovery gangguan jiwa dan proses pelaksanaan rehabilitasi mental melalui terapi hortikultura di Puskesmas Kejobong Purbalingga. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus, teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Sumber data primer dan data sekunder dikumpulkan dari pembimbing, perawat, pasien, dan pendamping. Penelitian ini menggunakan uji keabsahan data berupa triangulasi teknik dan triangulasi sumber. Adapun teknik analisis data yang digunakan, yaitu berupa data reduksi, data display, dan conclusion drawing/verification.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan rehabilitasi mental melalui terapi hortikultura dilakukan setelah pasien diberikan bimbingan melalui beberapa tahapan yaitu: pertama, tahap persiapan yaitu pasien diarahkan untuk melakukan perkenalan dan pembimbing mengidentifikasi pasien. Kedua, tahap pelaksanaan yaitu pembimbing memberikan arahan terkait pelaksanaan terapi hortikultura. Ketiga, tahap pengawasan yaitu pembimbing memberikan arahan untuk menciptakan tujuan baru. Setelah terapi hortikultura dilaksanakan, pasien sudah mulai terlihat adanya perubahan yang ditujukan dari karakteristik pasien recovery sesuai dengan teori yang disampaikan oleh Bellack, di antaranya, yaitu self direction, mulai dapat mengendalikan emosinya. Individualized and person centered, sudah mulai merasakan ketenangan dalam hidup. Empowerment, sudah dapat mengambil keputusan sendiri. Holistic, sudah mulai berbaur dengan masyarakat. Non-linear, sudah dapat meminimalisir kekambuhan yang terjadi. Strength based, sudah dapat menstabilkan emosi. Peer support, sesama pasien mulai memberikan semangat dengan teman sebaya. Respect, pasien sudah mulai dapat berinteraksi dengan lingkungan. Responsibility, pasien sudah dapat minum obat secara rutin tanpa harus disuruh terlebih dahulu. Hope, pasien terus mencoba melakukan kegiatan positif agar dapat kembali pulih. Berdasarkan tahap-tahap tersebut, diketahui bahwa pasien gangguan jiwa di Puskesmas Kejobong Purbalingga yang melakukan terapi hortikultura menunjukan adanya perubahan karakteristik recovery yang berpengaruh positif untuk mempercepat proses pemuihan pasien.