MA NU Banat Kudus menggunakan media cetak berupa Majalah ElBa untuk memfasilitasi siswinya dalam menyalurkan bakat minatnya tentang ilmu jurnalistik
dalam bidang tulis menulis juga pelatihan penanggapan isu yang sedang beredar di masyarakat yang masih ada relevansinya dengan pendidikan. Kenyataan ini menandai bahwa majalah sekolah memiliki peran penting dalam menyampaikan informasi, mendukung kegiatan literasi, dan menjadi media ekspresi bagi siswa. Namun, perkembangan majalah sekolah seringkali menghadapi berbagai tantangan, seperti kurangnya partisipasi siswa, konten yang monoton, serta minimnya pengelolaan yang baik. Untuk menghadapi masalah ini, diperlukan strategi yang tepat agar majalah sekolah dapat berkembang dan memberikan dampak yang lebih luas bagi para pembacanya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana strategi peningkatan kualitas majalah sekolah dengan studi kasus Majalah ElBa di Madrasah Aliyah NU Banat Kudus. Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif, pengumpulan data dilakukan dengan mendokumentasikan tiga edisi Majalah ElBa yang terbit pada tahun 2022, 2023 dan 2024. Selain itu, data juga diambil melalui wawancara kepada tim redaksi dan pembina sebagai dasar yang bisa memperkuat analisa. Data yang sudah terkumpul kemudain dianalisis menggunakan metode analisa Miles dan Huberman.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Majalah ElBa menggunakan fungsi manajemen redaksional dalam proses strategi pengelolaan produksinya, yaitu perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan. Keempat fungsi ini dijadikan pegangan selama proses kerja redaksi agar bisa memaksimalkan indikator dari peningkatan kualitas majalah secara menyeluruh. Indikator tersebut antara lain; kualitas isi konten, distribusi, desain dan visualisasi juga evaluasi kinerja. Berdasarkan hasil penelitian, dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak adanya keberhasilan yang terlihat dari penerapan strategi yang sudah dilakukan oleh Majalah ElBa. Hal ini terlihat dari adanya miss komunikasi yang terjadi dalam koordinasi antar tim hingga menimbulkan double job yang dikerjakan. Selain itu, terlihat pula pendistribusian majalah cetak yang telat melebihi tenggat waktu yang ditentukan, pelaksanaan rapat yang jarang dilakukan dan tidak transparan, juga ditemukan tulisan-tulisan yang belum sesuai dengan sembil elemen jurnalisme, kode etik jurnalistik, EYD hingga KBBI.