Penelitian ini dilatar belakangi oleh Pantai Karangjahe yang pada awal kondisinya sangat memprihatinkan, bahaya abrasi menghantui sebagian masyarakat yang memiliki tambak garam di sepanjang Pantai Karangjahe, kemudian pada akhirnya menjadi objek wisata yang menjadi salah satu pilihan wisata bahari yang banyak dikunjungi. Disisi lain terdapat isu permasalahan yang ada di pantai Karangjahe yakni mulai dari fungsi pelaksanaan belum berjalan dengan baik. Permasalahan dalam fungsi pelaksanaan, yaitu mulai dari kebersihan di tempat usaha maupun tempat ibadah (mushola), kendala pengelolaan tempat usaha makanan halal atau oleh-oleh halal, larangan aktivitas negatif(zina), bagaimana kegiatan seperti larungan, suronan, syawalan, kesenian barongan, kesenian thong thong klek itu dapat menjadikan daya tarik tersendiri selain karena wisata alamnya dan pemberian pelatihan yang tidak merata kepada anggota pengelola. Kualitas sumber daya dan anggaran manajemen objek wisata merupakan faktor penghambat dalam pelaksanaan manajemen objek wisata.
Tujuan dari penelitian untuk mengetahui strategi pengembangan yang dilakukan oleh pihak pengelola pantai Karangjahe maupun semua stakeholder yang telah bekerjasama dan mengetahui implementasi strategi pengembangan di pantai Karangjahe ini dilihat dari perspektif wisata religi.
Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif, untuk mengumpulkan data dari dua sumber data: data primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data meliputi metode wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisisnya menggunakan teori Miles dan Huberman, reduksi data, penyediaan data, dan pengambilan keputusan.
Hasil penelitian ini menemukan bahwa strategi pembangunan di Karangjahe terfokus pada aspek internal seperti pelayanan pemandu wisata lokal, pelestarian situs peninggalan sejarah, pelestarian tradisi, pengaruh pariwisata, dan promosi pariwisata. Aspek eksternal meliputi kolaborasi media, branding wisata religi, dan penggunaan teknologi. Penerapan strategi program pariwisata, dan ekonomi kreatif di Karangjahe bermanfaat karena didukung oleh pemerintah daerah.