Dalam kehidupan berumah tangga, pendidikan merupakan bagian terpenting, orang tua sebagai pendidik dan pembimbing tingkah laku (anak) maka diharuskan memahami tentang ilmu-ilmu pola asuh anak. Seringkali orang tua mendidik anaknya dengan caranya sendiri, sehingga ketika anak tumuh dewasa tidak sesuai dengan harapan keluarga, orangtua akan menyalahkan anaknya secara pribadi, padahal hal itu dapat terjadi dikarenakan kekeliruan orangtua dalam mendidiknya. Pola asuh anak dalam islam ada sebuah regulasi yang disebut dengan Qur’anic Parenting yang maksudnya pola asuh merupakan cara orang tua dalam memperlakukan anak, mendidik, membimbing, mendisiplinkan, serta melindungi anak dalam mencapai proses kedewasaan, hingga pada upaya pembentukan norma-norma yang diharapkan oleh masyarakat pada umumnya dengan sumber nilai-nilai yang terkandung dalam al-Qur`ān.
Dalam al-Qur`ān terdapat beberapa ayat yang secara jelas menerangkan tentang pola asuh anak yakni termuat dalam Surat Luqman Ayat: 13-19, QS. As-shafat 103 QS. Ali Imran 159 Al-Baqarah Ayat: 132-133 QS. An Nisa Ayat: 9, surat al-isra’ ayat 23, QS. At-Taghabun ayat 14 serta al-ahqaf ayat 15. Salah satu tokoh ahli tafsir Ibnu ‘Asyu>r dalam Tafsi>r al-Tah}ri>r wa al-Tanwi>r menjelaskan bagaimana ayat-ayat parenting tersebut diaplikasikan.
Penelitian ini termasuk kategori penelitian kepustakaan (librari researsh), yaitu penlitian yang menitik beratkan pada data-data kepustakaan sebagai sumber utama dalam menggali konsep dan teori-teori yang ditemukan para peneliti terdahulu. Penelitian ini dilakukan dengan cara menganalisis isi dari bacaan-bacaan berupa buku, kitab, jurnal, atau dokumen dan data-data lainnya yang terkait dengan tema penelitian yang dimaksud dalam hal ini penulis mengangkat Tafsi>r al-Tah}ri>r wa al-Tanwi>r karya Ibnu Asyu>r dengan mengkompromikan dengan pola asuh anak dengan mengangkat ayat parenting dalam Al-Qur’an.
Menurut Ibnu Asyu>r dalam Tafsi>r al-Tah}ri>r wa al-Tanwi>r, pola asuh anak harus disertai dengan nasehat dan praktik suri tauladan bagi anak dengan menekankan pada pendidikan tauhid sejak dini, yakni menanamkan keyakinan bahwa Allah Maha melihat dan apapun yang dilakukan manusia semuanya akan dimintai pertanggungjawaban serta larangan berbuat dosa syirik dengan menyekutukan Allah serta berbuat baik terhadap orang tua. Dilanjutkan pendidikan syariat yangmana perintah untuk mendirikan Shalat, amar ma’ruf nahi munkar dan selalu sabar atas cobaan yang diterima. Kemudian dilanjut dengan ilmu adab, dengan cara menghormati orang lain dan tidak menyombongkan diri. Dalam penafsiran Ibnu Asyu>r dijelaskan secara rinci dimana anak harus selalu diberi nasehat dengan ilmu dasar dalam islam yakni ilmu tauhid, ilmu syariat, ilmu adab/akhlak.